UMKM

Gurihnya Bisnis Combro Udang Khas Banjarnegara, dari Panganan Tradisional Jadi Camilan Berkelas

Penulis: khoirul muzaki
Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PACKAGING - Seorang karyawati mengemas produk olahan singkong milik Sri Nuniati Desa Rakit Kecamatan Rakit Banjarnegara, Senin (17/3/2025). 

 

COMBRO UDANG - Combro Udang varian pedas dan stik ketela buatan Sri Nuniati Desa Rakit Kecamatan Rakit Banjarnegara, Senin (17/3/2025).  (TRIBUN JATENG/ KHOIRUL MUZAKI)

Sementara itu, Pejabat Fungsional Analis Pasar Hasil Perikanan Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Siti Zulandari mengatakan, Nuni adalah satu di antara anggota Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Dewi Sri di bawah binaan pihaknya. 

Pihaknya ingin para pengolah ikan di Banjarnegara memiliki produk unggulan.


Masing-masing produsen diarahkan punya identitas yang membedakan dengan produk di tempat lain. 


Begitu pun Nuni disarankan untuk membuat produk yang inovatif agar lebih diterima pasar. 


"Bu Nuni ini pintar bikin combro original. Saya kasih ide coba bikin combro udang, " katanya


Saat pertama menjajal, Nuni ternyata tidak langsung berhasil membuat combro udang sesuai harapan pasar. 


Wanita itu harus mencoba berulang kali hingga mampu menghasilan produk combro udang yang lezat dan layak dijual. 


Inovasi Nuni membuat combro udang ini, menurut dia, sudah selayaknya dimiliki para produsen makanan olahan agar bisa bersaing di pasar. 


Ia menjelaskan, ada tiga jargon pelaku usaha agar produknya berhasil diterima pasar, yakni jadi yang pertama, jadi terbaik atau jadi yang berbeda. 


Combro udang bikinan Nuni diklaim jadi yang pertama di Banjarnegara sehingga berpotensi bisa diterima pasar. 


"Sepertinya belum pernah ada combro udang. Apalagi kalau rasanya bisa jadi yang terbaik," katanya. (*)

Berita Terkini