"Penurunan dua tahun ini luar biasa lesu."
Kondisi ini juga dialami para anggota," kata Bambang.
Bambang mengungkapkan, di tokonya sendiri, biasanya jelang Lebaran merupakan momentum ramainya warga berbelanja emas.
Di momen tersebut, ia menyebut tokonya pun sebelumnya bisa mencatatkan kenaikan omzet.
"Saat kondisi baik, saya pernah merasakan omzet meningkat 100 sampai 200 persen. Namun tahun-tahun ini sepi sekali," ungkapnya.
Ia lebih lanjut mengungkapkan, lesunya perdagangan emas perhiasan saat ini karena kondisi perekonomian masyarakat yang menurun.
Sehingga kata dia, masyarakat lebih berfokus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Mereka fokuskan beli barang-barang yang lebih mengena seperti makanan dan pakaian. Emas dinomorduakan," ungkapnya.
Baca juga: Modus 3 Wanita Rampok Perhiasan Emas di Rumah Lansia Tawarkan Jasa Terapi Pijat
Terkait dengan harga emas yang saat ini semakin meningkat, menurutnya tidak menjadi soal bagi pelanggan apabila perekonomian mereka baik.
"Kalau punya uang, biarpun harga mahal tetap dibeli.
"Saat ini yang beli dan yang jual sama. Karena mereka tidak ada barang, tidak bisa jual. Sebelumbya sudah dijual untuk biaya hidup," imbuhnya. (idy)