TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Amerika Serikat (AS) selama ini menjadi pasar utama bagi sejumlah komoditas ekspor andalan Jateng, mulai dari sepatu, batik, hingga tembakau.
Namun, kebijakan baru soal pajak impor dari negeri Paman Sam dinilai bisa memberikan tekanan serius pada kinerja ekspor provinsi ini.
Pada tahun 2024, nilai ekspor Jateng ke Amerika Serikat tercatat mencapai 4,47 miliar dolar AS, menjadikan negara tersebut sebagai mitra dagang utama.
Dari sekian banyak produk unggulan, tembakau rajangan dan asepan menjadi salah satu komoditas yang ikut mengisi pasar ekspor AS.
Namun, munculnya kebijakan kenaikan tarif impor di AS berpotensi menimbulkan tantangan bagi eksportir.
Beban pajak yang lebih tinggi bisa berdampak langsung pada daya saing produk-produk Jateng, termasuk tembakau.
Harga jual yang lebih tinggi di pasar internasional bisa mengurangi permintaan, terutama di tengah ketatnya persaingan global.
Meski begitu, Pemprov Jateng tak tinggal diam. Melalui berbagai strategi, seperti penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA), promosi dagang, hingga business matching, upaya untuk menjaga stabilitas ekspor terus dilakukan.
Data yang dihimpun Tribunjateng.com, dari Pemprov Jateng, utilisasi SKA Jateng tercatat mencapai 49,85 persen, atau senilai 5,59 miliar dolar AS pada 2022 lalu.
Hal itu menjadikannya SKA di Jateng tertinggi kedua secara nasional setelah Jatim.
Lima Instansi Penerbit SKA (IPSKA) di Jateng berperan besar dalam hal ini, yakni IPSKA Provinsi Jateng, Kota Surakarta, Kabupaten Cilacap, KEK Kendal, dan Lembaga Tembakau Surakarta.
Total penerbitan dokumen SKA di Jateng saat itu mencapai 136.807 set dokumen, menjadi pondasi penting bagi kelancaran ekspor.
Sementara pada Juli 2024 ekspor 16 ribu pasang sepatu dari PT Yih Quan Foot Wear Indonesia di Kabupaten Batang ke AS mencuri perhatian dunia ekspor mancanegara.
Hal tersebut menjadi sinyal bahwa pasar AS masih terbuka, namun perlu dijaga dengan strategi dan respons kebijakan yang cepat.
Dengan kontribusi ekspor sebesar 2,16 persen terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi, dampak dari perubahan tarif impor jelas tak bisa dianggap remeh.