TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerhati lingkungan yang juga dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Unissula Semarang, Dr Mila Karmilah, menilai kualitas armada pengangkut sampah di Kota Semarang masih di bawah standar.
Dia menyebutkan, beberapa truk yang digunakan untuk mengangkut sampah tidak memenuhi standar kelayakan operasional.
Truk-truk tersebut, menurut Mila, seharusnya tidak hanya dinilai dari jumlahnya, tetapi juga kelengkapan fasilitas dan kelayakannya.
Salah satu yang menjadi perhatian ialah kondisi bak truk yang usang dan berlubang, serta ketiadaan penutup atau jaring pada bak truk yang menyebabkan sampah mudah tercecer selama proses pengangkutan.
Baca juga: Rp8,7 Miliar Disiapkan Perbaiki Jalan Kabupaten Semarang, Bupati Ngesti: Rusak Sedikit Jadi Viral
Baca juga: Dikerahkan 700 Polisi Amankan PSIS Semarang Vs Persik Kediri Jumat Sore Ini
“Sampah yang jatuh di jalan tak hanya menimbulkan bau, tetapi juga bisa membahayakan pengendara lainnya, terutama pengguna sepeda motor,” ujar Mila kepada Tribunjateng.com, Jumat (11/4/2025).
Selain itu, dia juga mencatat masih adanya truk yang tidak layak jalan tetapi tetap dioperasikan.
Kondisi ini dinilai berkaitan dengan lambatnya proses peremajaan armada, yang dimungkinkan karena keterbatasan anggaran atau prioritas pengadaan.
Persoalan lain yang muncul adalah keberadaan lindi atau cairan limbah dari sampah yang masih banyak dijumpai di jalanan.
Hal ini mencerminkan belum optimalnya proses pemilahan sampah dari sumber.
Dalam sistem yang ideal, sampah organik dan anorganik seharusnya sudah terpisah sejak dari lingkungan permukiman.
Mila memperkirakan, dengan penerapan pemilahan sejak dari kawasan, jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat dikurangi hingga 15 persen.
Penguatan kelembagaan seperti bank sampah di tingkat kecamatan atau kelurahan dinilai dapat membantu mengurangi beban TPA dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
“Selain berdampak pada lingkungan, pengelolaan sampah yang baik juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat,” tambahnya.
Namun demikian Mila menegaskan, aspek kualitas dan kelayakan alat angkut juga perlu menjadi perhatian utama agar pengelolaan sampah berjalan lebih optimal. (*)
Baca juga: Hari Keempat Pemutihan Denda Pajak Kendaraan di Samsat Kabupaten Tegal: Antrean Hingga 200 Meter
Baca juga: Geger Mayat Perempuan Usia 28 Tahun di Kamar Hotel Poroliman Kudus, Korban Tewas Dibunuh?
Baca juga: Deswita Jatirejo Gunungpati Terima CSR Kereta Wisata dari Bank Jateng Cabang Semarang
Baca juga: Segini Jumlah Gaji yang Masih Diterima Robig Zaenudin Meski Terbukti Bunuh Pelajar Semarang