"Kalau tidak dipercepat, kami bisa menghadapi krisis pengelolaan sampah yang serius," ungkapnya.
Lebih lanjut, Arwita mengatakan, penambahan dan perbaikan sarana prasarana (sarpras) di kawasan TPA menjadi langkah awal untuk peralihan sistem pengelolaan dari open dumping ke sanitary landfill.
Sanitary landfill, jelas dia, mengharuskan setiap lapisan sampah ditutup dengan tanah urugan, sehingga dampak lingkungan bisa ditekan.
"Kami membutuhkan perbaikan sarpras untuk menguruk sampah-sampah."
"Ini penting sebagai tahap transisi sebelum sistem pengolahan sampah menjadi energi listrik dijalankan," sebutnya. (*)
Baca juga: BREAKING NEWS, Geger Mayat Pria Mengambang di Sungai Kokrosono Semarang, Awalnya Dikira Boneka
Baca juga: Kecelakaan Bus Medali Mas Tabrak Bus Gunung Harta di Tol Ungaran, 2 Korban Luka Dirawat di RSUD
Baca juga: BREAKING NEWS: Wanita Hamil Tewas di Kamar Hotel Kudus Karena Dibunuh, Pelakunya Pacar Korban
Baca juga: Kepala Desa Ini Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Tak Sengaja Minum Air Aki, Ibu Simpan di Kulkas