Jawa Tengah

REI Jateng Targetkan Penjualan Rumah Subsidi Naik Jadi 18.000 Unit

Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan suami-istri Oxa (27) dan Elinda (24) berfoto di depan kediaman mereka di Perumahan Subsidi Taman Harmoni Jeruksawit, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (18/1/2025).

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - DPD Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Jawa Tengah mengaku tak muluk-muluk memasang target penjualan rumah subsidi tahun ini.


Ketua DPD Rei Jawa Tengah, Harmawan Mardiyanto mengungkapkan, target penjualan rumah dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) ditetapkan asosiasi tersebut hampir sama dengan tahun lalu yang sekitar 16.000 unit.


Pihaknya berharap, tahun ini ada penambahan sebanyak 2.000 unit, menjadi sebanyak 18.000 unit.


Angka tersebut, di bawah target yang diharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang sebanyak 20.000 unit.


"Harapan saya, kalau bisa bertambah menjadi 20.000 unit, Alhamdulillah. (Namun) paling tidak, jadi 18.000 unit," kata Harmawan di Semarang, Selasa (15/4/2025).


Harmawan menambahkan, jika Pemerintah Provinsi mengharapkan 20.000 unit, hal itu bisa dicapai sepanjang kuota tersedia. Selain itu juga ketika bank penyalur FLPP siap, serta suplai terpenuhi, dan ada pembeli.


Namun, pihaknya mencatat bahwa saat ini banyak pengembang yang masih memiliki stok produk dari tahun 2024 yang belum terserap pasar.


Ia menilai, saat ini masyarakat masih banyak yang menunggu kepastian kondisi ekonomi.


"Apalagi kondisi ekonomi seperti ini, lebih banyak orang yang sekarang membeli emas karena saat ini instrumen investasi paling likuid adalah emas," ungkapnya.


Ia melanjutkan, rumah subsidi dengan skema FLPP sendiri menjadi salah satu primadona penjualan dari pengembang, di mana kuota FLPP secara nasional pun bertambah dari 200.000 unit tahun lalu, menjadi 230.000 unit tahun ini.


Adapun dia menyebutkan, angka itu masih dimungkinkan ada penambahan.


"Cuma kenyataannya di lapangan, bank-bank penyalur FLPP memang banyak yang sudah mulai mengencangkan kerannya," jelasnya.


Ia lebih lanjut menyoroti, jika pemerintah menargetkan 3 juta rumah seperti yang dicanangkan melalui program 3 juta rumah, pengembang akan kesulitan mencari pembeli.


Sebab, kata dia, kebutuhan masyarakat akan rumah saat ini tidak sebanyak yang diprogramkan pemerintah.


"Kalau kita hitung, kuota FLPP saja 200.000 tahun lalu. (Rumah) Komersial paling banter 'tinggi' 50-60 persen. Kalau pemerintah 3 (targetkan) 3 juta rumah, dipaksakan terbangun sebegitu, pasti agak kesulitan juga mencari calon pembeli.


Jadi realistisnya menurut kami sekitar 500.000 - 600.000 per tahun sudah luar biasa sepanjang ada demand-nya," imbuhnya. (idy)

 

 

Berita Terkini