Curhat Disiksa
Saat dirawat di rumah sakit di Kamboja, Ihwan Sahab sempat bercerita kepada keluarganya, ia disiksa belasan orang karena tak berhasil memenuhi target perusahaan.
Ihwan mengaku disiksa di sebuah ruangan selama dua hari berturut-turut.
"Karena enggak target, jadi kayak ditarik gitu terus dimasukin ke ruangan dia bilang gitu," cerita Subyantoro.
"Nah terus saya tanya lagi, itu ada berapa orang yang negroyok? Dia bilang, sekitar 15 orang," imbuhnya.
Melalui telepon video, keluarga melihat kondisi Ihwan yang penuh luka di hampir sekujur tubuhnya mulai dari kepala, kaki, badan, tangan sampai bokong.
"Kemungkinan karena disetrum, kemungkinan besar kebanyakan itu karena disetrum, dipukul gitu," jelas Subyantoro.
Setelah tak sadarkan diri, Ihwan diduga dibuang di jalan. Ia ditemukan polisi setempat dengan kondisi tanpa busana, lalu dibawa ke rumah sakit.
4 April 2025: P2MI menerima informasi dari Disnaker Bekasi bahwa Ihwan mengalami musibah di Kamboja.
5 April 2025: Ihwan dirawat di Rumah Sakit Kratie, Kamboja, setelah diduga disiksa karena gagal memenuhi target kerja.
14 April 2025: Ihwan meninggal dunia. Analisis medis menunjukkan adanya benturan di kepala yang menyebabkan kemungkinan putusnya pembuluh darah di otak.
Kondisi dan Penanganan
KBRI Phnom Penh telah mengonfirmasi kematian Ihwan. Namun, karena Ihwan tidak terdaftar secara resmi sebagai pekerja migran, pihak berwenang menghadapi kesulitan dalam menelusuri perusahaan tempat Ihwan bekerja dan meminta pertanggungjawaban.
Peringatan Pemerintah
Pemerintah Indonesia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap tawaran pekerjaan di luar negeri, khususnya di negara-negara seperti Kamboja, Myanmar, dan Thailand, yang sering menjadi lokasi praktik TPPO dan penipuan daring.
(*)