TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN - Budiyono harus menerima 5 jahitan di kepala seusai berduel dengan maling yang masuk ke SD Negeri 2 Penawangan.
Aksi pencurian disertai kekerasan ini terjadi di SD Negeri 2 Penawangan, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan pada Senin (14/4/2025) sekira pukul 04.30.
Kepala SD Negeri 2 Penawangan, Budiyono menjadi korban penganiayaan saat berusaha menggagalkan aksi pencurian yang dilakukan oleh seorang pemuda berinisial VR (21).
Baca juga: Terekam CCTV, Ini Kronologi Aksi Heroik Kepala Sekolah Pergoki Maling di SDN 2 Penawangan Grobogan
Baca juga: Aksi Heroik Kepala Sekolah Gagalkan Pencurian di SDN 2 Penawangan Grobogan, Sampai Duel 1 Lawan 1
Keberanian kepala sekolah menggagalkan aksi pencurian ini juga terekam kamera CCTV dan viral di media sosial.
Menurut keterangan Kasatreskrim Polres Grobogan, AKP Agung Joko Haryono, pelaku beraksi seorang diri.
Pelaku tiba di lokasi mengendarai sepeda motor dan masuk ke area sekolah dengan cara melompat pagar sambil membawa alat berupa gegep—tang jepit besi yang digunakan untuk memecahkan kaca jendela serta mencongkel pintu.
"VR tiba di SD mengendarai motor dan masuk ke area sekolah dengan cara melompat pagar sambil membawa alat gegep besi," kata AKP Agung Joko Haryono saat konferensi pers di Polres Grobogan, Rabu (23/4/2025).
VR lantas menyisir ruangan guru untuk mencari barang berharga dan mendapatkan uang tunai sebesar Rp50 ribu.
"Pelaku masuk ke ruang guru dengan cara memecah kaca jendela menggunakan gegep besi."
"Pelaku lantas menyisir ruangan dan mendapati uang Rp50 ribu," imbuh AKP Agung.
Aksi tersebut diketahui oleh Budiyono yang pagi itu datang lebih awal untuk membersihkan sekolah dan mematikan lampu.
"Di waktu yang bersamaan, korban Budiyono tiba di sekolah."
"Niat awal korban adalah hendak mematikan lampu dan membersihkan sekolah," tutur AKP Agung.
Melihat jendela pecah dan mencurigai adanya aktivitas mencurigakan, Budiyono langsung menuju ruang guru.
Dia kemudian melihat VR hendak mencongkel pintu kantin setelah keluar dari ruang perpustakaan.
"Korban kemudian melihat kaca jendela ruang guru pecah, ada seseorang yang tidak dikenal keluar dari ruang perpustakaan melalui jendela menuju kantin hendak mencongkel pintu," kata AKP Agung.
"Korban mencoba mendekati dan bertanya ‘Sopo kowe?’ yang dijawab ‘Aku’ oleh pelaku."
"Tanpa diduga, VR langsung menyerang Budiyono menggunakan gegep besi," imbuh AKP Agung.
Baca juga: Ini Tampang Warga Grobogan Jadi Sindikat Curanmor di Blora, Kerap Beraksi di Tempat Lain
Baca juga: Fatayat NU Grobogan Luncurkan Program Wakaf Tanah dan Pembangunan Gedung Dua Lantai
Serangan itu menyebabkan luka parah di kepala Budiyono, yang kemudian harus mendapat lima jahitan.
Meski sempat tersungkur dan bersimbah darah, Budiyono masih mampu berjalan sendiri ke klinik terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.
“Saya menggagalkan pencurian ini, tapi malah dipukul keras dan dikira meninggal,” ungkap Budiyono saat berada di Polres Grobogan.
“Saya kemudian berjalan sendiri ke klinik, masih berlumuran darah dan ditolong oleh dokter,” imbuhnya.
Setelah kejadian, VR langsung melarikan diri.
Namun berkat laporan Budiyono yang langsung diberikan kepada polisi, pelaku diringkus kurang dari 24 jam setelah kejadian.
Dari pelaku, polisi menyita barang bukti berupa kaus bercak darah, flashdisk berisi rekaman CCTV, helm, gegep besi, dan sepasang sandal slop.
VR kini dijerat Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan.
Ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Budiyono berharap proses hukum terhadap pelaku bisa memberi efek jera.
“Saya berharap dengan kasus ini dibawa ke ranah hukum bisa membuat pelaku jera,” ujarnya.
Aksi berani Budiyono dalam menggagalkan pencurian tersebut menuai apresiasi dari banyak pihak.
Meski harus mempertaruhkan nyawa, dia menunjukkan dedikasi luar biasa terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah. (*)
Baca juga: Wanita 50 Tahun di Bawen Semarang Ditemukan Tergeletak di Kamar, Ada Bekas Luka di Kepala dan Leher
Baca juga: Merokok di Malioboro Bisa Kena Denda Rp 7,5 Juta!
Baca juga: Akses Kesehatan Lebih Mudah, BPJS Kesehatan Cabang Pekalongan Kebut UHC Desa dengan Agen JKN
Baca juga: Sosok Sugeng ASN Dinkes Temanggung Hilang saat Mendaki Gunung Merbabu, HP Sempat Terdeteksi