"Bahagia sekali, terharu. Ingin nangis karena bisa terlaksana. Kami bisa menjadi tamu Allah," syukurnya.
Sementara itu, Mulyasih menceritakan, ia menabung uang hasil penjualan ketoprak sedikit demi sedikit.
Dari harga ketoprak yang masih Rp 300 di tahun 1990-an, hingga harga sekarang Rp 13 ribu.
Uang yang dikumpulkan setiap hari itu, nantinya sebulan sekali ditabung di bank agar aman.
"Namanya dagang kan gak mesti. Jadi kadang sehari bisa menyisihkan Rp 10 ribu, Rp 20 ribu, kalau sedang ramai ya sampai Rp 100 ribu," katanya.
Tetapi saat itu, Mulyasih sudah membagi uang yang disisihkannya ke tiga tabungan.
Pertama untuk kebutuhan hari ini, lalu untuk masa depan anak, dan terakhir tabungan untuk hari akhir yaitu sedekah dan haji.
"Alhamdulillah di tahun 2012, kami bisa pesan dua kursi dengan total pembayaran Rp 50 juta. Tahun ini setelah dikatakan bisa berangkat, kami melakukan pelunasan," jelasnya.
Baca juga: 7 Gaya Syahnaz Sadiqah Adik Raffi Ahmad, Mantap Putuskan Berhijab Setelah Menunaikan Ibadah Haji
Menurut Mulyasih, keinginannya bersama suami untuk berhaji karena mempunyai prinsip hidup untuk mencari ketenangan.
Hal itulah yang kemudian membuatnya tidak begitu menuruti hawa nafsu dunia seperti yang mewah-mewah.
"Ibu lebih milih ketenangan, yang kecukupan, itu sudah bahagia. Prinsipnya bukan kemewahan tapi ketenangan," ungkapnya. (fba)