TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora melantik 1.048 pegawai PPPK di lingkungan Pemkab Blora, Selasa (29/4/2025) lalu.
Ribuan PPPK itu dilantik langsung oleh Bupati Blora, Arief Rohman.
Menariknya, ada cerita perjuangan yang cukup heroik dialami oleh beberapa gelintir tenaga honorer di Blora yang kini menyandang status cukup mapan itu sebagai karyawan PPPK.
Salah satunya Karni. Perempuan asal Desa Tempuran, yang sudah beberapa tahun belakangan ini tinggal di Desa Purwosari, Kecamatan Blora Kota, itu dilantik menjadi PPPK di usia 57 tahun.
Mantan atlet dayung yang pernah mengharumkan nama Blora, Jawa Tengah, bahkan Indonesia di kancah internasional itu, mengaku cukup berliku perjuangannya untuk bisa diangkat menjadi ASN di lingkungan Pemkab Blora.
Karni merasa sangat bersyukur, akhirnya bisa ikut diangkat sebagai tenaga PPPK di Lingkungan Pemkab Blora.
Disinggung soal masa pengabdiannya ke pemerintah sebagai tenaga PPPK yang hanya tinggal satu tahun, Karni menyatakan tidak masalah, lantaran masih ada beberapa teman di profesinya justru tidak bisa menjadi karyawan PPPK.
''Nggak masalah. Saya sangat bersyukur, dan memang ini sudah diatur Tuhan bahwa saya diangkat menjadi pegawai disaat usia saya sudah 57 tahun lebih 4 bulan ini,'' jelasnya, Jumat (2/5/2025).
Secara khusus, perempuan yang mulai terjun di bidang olahraga dayung sejak 1988 itu, mengucapkan terimakasih kepada Bupati Arief Rohman atas prakarsanya sehingga dirinya bisa dilantik menjadi tenaga PPPK.
''Terimakasih Pak Arief atas semuanya. Saya sangat bersyukur bisa diangkat menjadi tenaga PPPK. Mohon maaf kalau selama ini saya ada salah,'' kata Karni.
Karni yang hanya berijazah SD itu menuturkan, pada awalnya tidak pernah berpikir jika suatu saat, tepatnya di tahun 1998 diberi kesempatan untuk mengabdi di Pemkab Blora.
Karena waktu itu, dia hanya tertarik ikut bergabung menjadi atlet dayung yang latihannya di Waduk Tempuran.
Karyawati PPPK di lingkungan Dinporabudpar yang sudah cukup lama mengemban tugas kebersihan di lingkungan Tirtonadi itu, masih ingat betul saat dilatih oleh pelatih Dayung Sukiman.
Pertama kali mengikuti lomba dayung mewakili Jawa Tengah di helatan PON, di tahun tahun 1989 berikut tahun terus 1990.
Hanya saja dimungkinkan masih perlu jam terbang, belum berhasil memperoleh medali. Tak pernah patah arang, melainkan terus giat berlatih dibawah arahan pelatih Sukiman (almarhum) di tahun berikutnya wanita yang sudah berumur itu berhasil memperoleh medali perunggu di ajang PON.