Melainkan juga mengambil air yang berasal dari Umbul Jumprit di Kabupaten Temanggung, Minggu (11/5/2025) nanti.
Seperti halnya api dari Mrapen, air dari Umbul Jumprit juga akan dibawa ke Candi Mendut dan Candi Borobudur.
”Setelah disakralkan, Api Dharma dan Air Suci akan dibawa ke Candi Borobudur untuk perayaan puncak Waisak pada Senin (12/5/2025) nanti,” jelas Gunawan.
Waisak: Momentum Perenungan dan Kebajikan
Waisak merupakan hari suci yang memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yakni kelahiran, pencerahan, dan wafatnya.
Hari ini bukan hanya momen seremonial, melainkan ajakan untuk merenungi kembali makna kehidupan dan mengembangkan kebajikan dalam diri.
Tahun ini, makna peringatan Waisak 2569 BE sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia melalui surat resmi yaitu bertema "Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia."
Tema ini menjadi pengingat bahwa kedamaian tidak mungkin terwujud tanpa pengendalian diri dan kebijaksanaan yang tumbuh dari dalam pribadi manusia.
Prosesi pengambilan api Dharma dari Mrapen yang telah menjadi tradisi bertahun-tahun tidak hanya mempersatukan umat Buddha, tetapi juga menjadi daya tarik spiritual dan budaya bagi masyarakat luas di Grobogan.
Momen ini memperlihatkan bagaimana nilai-nilai lintas kepercayaan dan budaya dapat bersinergi dalam semangat harmoni dan perdamaian. (*)
Baca juga: Jubah Cokelat di Kantor Gubernur Jateng: Perjalanan Ribuan Kilometer Demi Waisak di Borobudur