Berita Internasional

Wanita Ini Dapat Ganti Rugi Rp524 Juta Setelah Dipecat lewat Video Call saat Libur

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI: Di Inggris, seorang wanita memenangkan gugatan hukum dan menerima kompensasi sebesar 24.042 poundsterling (sekitar Rp 524 juta) setelah dipecat secara sepihak oleh perusahaannya saat ia sedang libur. Joanne Neill, mantan karyawan Dermalogica UK, mengalami pelanggaran hak ketenagakerjaan dalam proses pemecatan tersebut. (ISTIMEWA)

TRIBUNJATENG.COM, LONDON - Di Inggris, seorang wanita memenangkan gugatan hukum dan menerima kompensasi sebesar 24.042 poundsterling (sekitar Rp 524 juta) setelah dipecat secara sepihak oleh perusahaannya saat ia sedang libur. 

Joanne Neill, mantan karyawan Dermalogica UK, mengalami pelanggaran hak ketenagakerjaan dalam proses pemecatan tersebut.

Demikian dinyatakan pihak pengadilan ketenagakerjaan di Croydon, London Selatan.

Baca juga: Menikah 12 Tahun Punya 2 Anak, Wanita Ini Gugat Cerai Suami yang Diramalkan Selingkuh oleh ChatGPT

Sebagaimana diberitakan Telegraph, Senin (5/5/2025), pemecatan dilakukan melalui rapat virtual yang dijadwalkan secara mendadak.  

Neill bahkan menerima undangan rapat dengan judul "catch up" (berbincang ringan), yang membuatnya tidak menyangka isi pertemuan tersebut adalah pengumuman pemecatan dirinya.

Rapat berlangsung melalui Microsoft Teams dan Neill tidak diberi hak untuk didampingi siapa pun dalam rapat.

Dalam rapat tersebut, manajernya, Ian White, menyampaikan bahwa Neil termasuk dalam daftar karyawan yang diberhentikan.

“Pemberitahuan mendadak dan judul rapat yang menyesatkan membuatnya tidak siap dan merasa terkejut,” kata Hakim Ketenagakerjaan Liz Ord.

“Pengumuman tersebut membuatnya syok dan putus asa, serta memperburuk kondisi mentalnya secara signifikan,” lanjutnya.

Hakim juga menyebut keputusan untuk mengadakan rapat secara virtual, padahal Neill biasanya bekerja di kantor, memperparah situasi karena ia tidak mendapatkan dukungan langsung dari rekan-rekan kerjanya.

Dalam sidang di pengadilan, terungkap bahwa Neill mulai mengalami masalah kesehatan mental sejak Januari 2022.

Ia sempat meminta izin untuk bekerja dari rumah dua hari dalam seminggu, yang kemudian ditolak oleh perusahaan.

Oleh karena itu, Neill sering menangis di tempat kerja karena hanya mendapat dua hari cuti sakit dalam setahun.

Neill akhirnya ditetapkan sebagai karyawan yang akan dirumahkan pada November 2022.

Menurut manajernya, keputusan itu diambil karena jam kerja paruh waktu Neill memenuhi target pengurangan jumlah karyawan.

Halaman
12

Berita Terkini