TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Ruang dialog hangat dan interaktif tercipta dalam kuliah tamu bertajuk “Pengelolaan Krisis Komunikasi pada Public Relations,” yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Balairung Universitas, Rabu (7/5/2025).
Acara yang digelar sebagai bagian dari mata kuliah Public Relations yang diampu oleh Rendy H Abraham, S.I.Kom, M.I.Kom., Sally A. Raung, S.I.Kom., M. Si., dan Elnando Wongkar, S.I.Kom., ini diikuti 222 mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi.
Dalam sapaannya, Wakil Dekan FISKOM Sampoerno, S.Pd., M.Si., menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan kesempatan berharga bagi mahasiswa FISKOM untuk memahami lebih dalam dan belajar bagaimana menghadapi isu aktual khususnya, krisis komunikasi.
“Acara ini menjadi ruang diskusi bagi mahasiswa untuk bertanya dan belajar langsung dari jurnalis senior yang telah berpengalaman menangani berbagai krisis komunikasi,” katanya.
Suasana kuliah asyik dan menyenangkan ini menghadirkan narasumber tunggal seorang praktisi terkemuka di bidang manajemen krisis komunikasi yakni Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Presiden Prita Laura, S.H., M.Par.
Dalam kesempatan ini, Prita Laura membagikan pengalamannya sekaligus wawasan praktis dalam menangani krisis komunikasi, strategi membangun kepercayaan publik, dan mengelola persepsi media.
Krisis Komunikasi
Dengan penyampaian yang lugas dan komunikatif, Prita Laura tidak hanya memberikan materi secara teoritis, melainkan juga memperkaya sesi kuliah tamu dengan berbagai studi kasus yang dialaminya untuk dikupas bersama mahasiswa.
“Di era komunikasi digital ini, berbagai informasi termasuk informasi yang tidak akurat atau berita hoax menyebar sangat cepat sehingga bisa memicu terjadi situasi yang disebut dengan krisis komunikasi,” terang Prita Laura yang juga pernah menjadi Manajer News Talent and On Air Look Presentation di Metro TV.
Dalam paparannya, Prita Laura memberikan tips untuk mengenali berbagai konten yang mengarah pada krisis komunikasi.
“Salah satu cara untuk mengenali konten yang mengarah pada krisis komunikasi adalah dengan memperhatikan tiga unsur utama DFK, yaitu disinformasi artinya memastikan informasi yang diterima sesuai fakta, kemudian, fitnah dan kebencian artinya menganalisis apakah informasi yang diterima mengandung kedua unsur tersebut,” jelasnya.
Adapun penyebab krisis komunikasi diantaranya disinformasi, misinformasi, global connectivity, dan information buble.
Mengakhiri pemaparannya, Prita Laura membagikan tiga poin penting untuk mengatasi isu krisis komunikasi yaitu kecepatan menanggapi masalah, ketepatan dalam mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah, dan konsistensi branding.
Membuka Wawasan
Ratusan mahasiswa tampak antusias mengikuti jalannya kuliah tamu, bahkan banyak yang mengajukan pertanyaan kritis seputar menangani isu krisis komunikasi yang terjadi di Indonesia.
Darrell Octavianus mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi mengungkapkan bahwa materi yang disampaikan oleh narasumber memberikan pengetahuan baru baginya.
“Sebagai mahasiswa yang mengambil mata kuliah Public Relations, kegiatan ini mengasah saya untuk berpikir kritis tentang bagaimana merespon berbagai isu krisis komunikasi,“ jelasnya.