Najwa dan Ibrahim menikah pada tahun 1997, ketika Najwa masih berusia 20 tahun.
Mereka pertama kali bertemu saat kuliah, dan hubungan mereka yang singkat sebagai pacar segera berlanjut ke jenjang pernikahan.
Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua anak, Izzat dan Namiyah Assegaf.
Namun, Namiyah meninggal dunia beberapa jam setelah dilahirkan.
Selama lebih dari 27 tahun membina rumah tangga, pasangan ini dikenal harmonis.
Dalam sebuah wawancara, Najwa pernah menyebut bahwa dirinya sangat mencintai sang suami hingga menyebut dirinya "bucin" alias budak cinta.
Meski sama-sama sibuk, mereka selalu menyempatkan waktu untuk berbicara dan berdiskusi, menjadikan komunikasi sebagai fondasi utama rumah tangga mereka.
Ibrahim, menurut Najwa, adalah pribadi yang tenang, sederhana, dan sangat tertutup.
Ia enggan tampil di media sosial dan lebih memilih mendukung istrinya dari belakang layar.
"Dia itu nggak mau di-posting, nggak mau muncul," ujar Najwa sambil tersenyum dalam sebuah podcast.
Selain sebagai suami dan ayah yang penuh cinta, Ibrahim adalah pribadi yang gemar membaca dan bersepeda.
Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, bersahaja, dan memiliki prinsip kuat.
Lahir dari keluarga keturunan Arab Quraisy-Bugis, Ibrahim merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW melalui marga Assegaf.
Kepergian Ibrahim Sjarief Assegaf menjadi kehilangan besar, bukan hanya bagi keluarga, tapi juga bagi dunia hukum dan para kolega yang mengenalnya.
Warisannya sebagai profesional, sahabat, suami, dan ayah akan terus dikenang. (*)