Metode ini mendorong interaksi aktif di kelas dan menjamin bahwa semua mahasiswa mampu menguasai kompetensi dasar secara merata.
“Kami terinspirasi untuk menerapkan sistem serupa di USM, memastikan bahwa tidak ada mahasiswa yang tertinggal dalam penguasaan kompetensi dasar,” tutur Ika Fitriana setelah berdiskusi langsung dengan tim pengajar KU Leuven.
Visual di depan gedung BioTec+, dengan tulisan Bioprocess Technology & Control, menjadi simbol semangat KU Leuven dalam mengintegrasikan sains dan pendidikan dalam satu napas kolaboratif.
Semangat inilah yang turut menginspirasi USM untuk memperkuat posisinya di kancah global.
Adapun Faisal Yusuf mengungkapkan bahwa USM Siap Perluas Kerja Sama Erasmus dan Riset Pangan Lintas Negara.
“Kunjungan ini membuka peluang nyata untuk memperluas kerja sama dalam skema Erasmus+, baik melalui riset bersama maupun pertukaran mahasiswa dan dosen,” ungkapnya.
Sebagai informasi, program FIND4S (Food and Nutrition Development for Sustainable Society) merupakan konsorsium internasional yang didanai oleh Erasmus+.
Program ini bertujuan memperkuat kapasitas perguruan tinggi di Indonesia dalam membangun sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan.
USM menjadi salah satu mitra aktif dalam program ini bersama KU Leuven dan sejumlah institusi lainnya di Eropa serta Asia Tenggara. (*)