Berita Regional

Sosok Ida, Guru SLB di Blitar yang Dipuji Gus Iqdam karena Rela Hujan-Hujanan Demi Murid Disabilitas

Penulis: Andra Prabasari
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SOSOK IDA - Sosok Ida, seorang guru luar biasa dari Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tengah menjadi viral di media sosial. Ida merupakan guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) Tunas Bangsa Kanigoro, yang didedikasikan untuk mendidik anak-anak dengan kebutuhan khusus atau disabilitas.

Sosok Ida, Guru SLB di Blitar yang Dipuji Gus Iqdam karena Rela Hujan-Hujanan Demi Murid Disabilitas

TRIBUNJATENG.COM - Sosok Ida, seorang guru luar biasa dari Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tengah menjadi viral di media sosial. 

Ida merupakan guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) Tunas Bangsa Kanigoro, yang didedikasikan untuk mendidik anak-anak dengan kebutuhan khusus atau disabilitas.

Namanya mencuat setelah sebuah video menyentuh hati beredar luas di berbagai platform media sosial. 

Dalam video tersebut, tampak Ida rela hujan-hujanan demi memberikan gerakan menari kepada murid-muridnya yang sedang tampil di atas panggung dalam sebuah acara. 

Aksi menginspirasi ini dilakukan Ida agar murid-muridnya bisa menampilkan tarian secara maksimal, tanpa merasa kesulitan mengikuti gerakan karena muridnya tersebut merupakan anak disabilitas.

Pengorbanan Ida demi anak-anak disabilitas ini tidak hanya mendapatkan simpati dari warganet, tetapi juga perhatian dari tokoh agama dan publik figur, Gus Iqdam. 

Dalam sebuah acara, Gus Iqdam secara langsung mengundang Ida untuk hadir dan berbincang mengenai perjuangannya sebagai guru SLB.

Di momen tersebut, Gus Iqdam memuji dedikasi Ida yang telah mengabdi selama sembilan tahun sebagai guru honorer di sekolah untuk anak-anak autis.

Saat ditanya mengenai status pernikahan, Ida menjawab dengan rendah hati bahwa dirinya belum menikah.

“Iki Bu Ida wong mulia tenan. Yuswa pinten?” tanya Gus Iqdam megutip video yang diunggah akun TikTok @.wahyu.shubuch Jumat (23/5/25).

“30 taun,” jawab Ida.

Gus Iqdam melanjutkan pujiannya, menyebut bahwa pengabdian Ida selama sembilan tahun adalah bentuk kemuliaan yang luar biasa. 

Ia pun penasaran apa yang membuat Ida bertahan mengajar di SLB dalam waktu yang cukup lama.

“Karena saya sudah sayang sama anak-anak,” jawab Ida singkat.

Halaman
12

Berita Terkini