TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Ratusan warga Kudus dari unsur organisasi Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, relawan BPBD, Pemerintah Desa Mijen, Pemerintah Kecamatan Kaliwungu, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH), dan beberapa unsur lainnya terjun bersama melakukan bersih-bersih Sungai Serut di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Kamis (29/5/2025).
Kegiatan yang diinisiasi oleh Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kudus tersebut digelar dalam rangka menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni.
Ketua penyelenggara bersih-bersih sungai, Abdul Mukhlis menyampaikan, gerakan serentak membersihkan sungai ini bentuk keprihatinan masyarakat karena sering terjadi banjir dampak sungai meluap.
Baca juga: Nyali Tinggi Ratusan Siswa SMAN 1 Kampung Laut Cilacap Mengikuti Ujian di Tengah Bencana Banjir Rob
Pemicunya karena banyaknya sampah yang menumpuk di badan sungai, juga pendangkalan sungai lantaran banyaknya sedimentasi yang tidak diangkat dalam beberapa tahun terakhir.
Pimpinan Ranting Muhammadiyah Mijen menginisiasi kegiatan bersih-bersih sungai kepada Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kudus dengan menggandeng organisasi masyarakat lainnya, serta unsur pemerintahan tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten.
"Semakin lama semakin banyak sampah. Kepedulian lingkungan warga kurang, bahkan buang sampah ke sungai. Kami menggandeng semua ormas yang ada karena ini kepentingan seluruh masyarakat," terangnya.
Menurut Mukhlis, jika kondisi pendangkalan sungai dan penumpukan sampah dibiarkan, banjir akan terus mengancam masyarakat setiap terjadi hujan deras berkepanjangan.
Pihaknya mengusulkan kepada pemerintah kabupaten, juga Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana agar kegiatan pengerukan sedimentasi sungai bisa dilakukan minimal dua tahun sekali.
Masyarakat siap membantu bergotong-royong mengangkat sampah-sampah dan mengeruk sedimentasi sungai dengan alat berat yang bisa dipinjam dari pemerintah.
Dengan harapan, nantinya masyarakat tidak was-was mengalami banjir ketika memasuki musim penghujan.
"Kalau usulannya 2 tahun sekali dikeruk, biar pendangkalan bisa teratasi. Hari ini kegiatan bersih-bersih sungai kurang lebih melibatkan 300-an orang dari unsur relawan, organisasi masyarakat, pemerintah desa, kecamatan hingga kabupaten," tuturnya.
Camat Kaliwungu, Satria Agus Himawan menyampaikan, di wilayah Kaliwungu terdapat beberapa sungai yang perlu diperhatikan karena mengakibatkan banjir.
Mengenai Sungai Serut di Desa Mijen, terdapat sejumlah problematika yang harus diselesaikan. Mulai dari persampahan, penumpukan sedimentasi sungai, hingga penyempitan badan sungai dampak berdirinya bangunan-bangunan liar di bantaran sungai.
Kata dia, kebiasaan masyarakat yang membuang sampah ke sungai menjadi pemicu utama terjadinya banjir langganan setiap turun hujan deras.
Guna mengatasi hal itu, dilakukan gerakan bersih-bersih sungai serentak di tujuh lokasi sepanjang sungai di Desa Mijen.
Dua unit alat berat dari Dinas PUPR diterjunkan untuk mengangkat sedimentasi sungai. Termasuk sampah-sampah yang susah diangkat dengan cara manual.
"2 alat berat untuk normalisasi sungai yang terlalu dangkal. Dengan harapan ketika hujan tinggi tidak terjadi luapan. Kalau di Mijen, Kedungdowo, Kaliwungu sifatnya banjir luapan. Paling parah di Mijen sampai 1 meter," ujarnya.
Pihaknya juga mengusulkan ke BBWS untuk dilakukan normalisasi sungai secara berkala dan berkelanjutan. Yaitu memperdalam dan melebarkan sungai, agar volume air ketika hujan deras tidak meluap.
Bupati Kudus, Sam'ani Intakoris yang ikut serta terjun dalam aksi resik-resik kali tersebut menuturkan, aksi bersih-bersih sungai dan lingkungan harus terus dilaksanakan secara rutin untuk menjaga kebersihan lingkungan. Terutama mencegah banjir dan ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca juga: Tinjau Banjir Kelurahan Krandon, Dedy Yon Siapkan Pembuatan Saluran 600 Meter
Kata dia, Pemerintah Kabupaten Kudus mempersilakan bagi masyarakat yang ingin meminjam alat berat untuk menunjang pembersihan sungai.
Pemerintah desa hingga kecamatan diminta pro aktif melakukan kegiatan serupa agar terjadwal.
"Terkait sungai menyempit, nanti diselesaikan dengan pendekatan kekeluargaan. Bahwa bantaran sungai penting, jangan sampai menyempit dan menyebabkan banjir," tegasnya. (Sam)