TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Student Center Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) berubah menjadi panggung budaya dunia, dalam pameran budaya bertajuk “Destinasi Pariwisata (Despar) UKSW International Day 2025” pada Rabu (28/05/2025) yang diselenggarakan oleh Program Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Interdisiplin (FId) ini, para pengunjung seolah diajak untuk merasakan pengalaman keliling dunia.
Jajaran booth dari lima negara yakni Korea, China, Costa Rica, Inggris, Jepang, hingga Perancis dilengkapi dengan dekorasi tematik dan hiasan khas unik, berhasil menyulap area Student Center UKSW menjadi tempat penuh atmosfer semarak dan kekayaan budaya global.
Kelima booth negara tersebut menampilkan kekhasan budayanya masing-masing mulai dari makanan khas, pakaian dan permainan tradisional, pertunjukan seni, hingga berbagai aktivitas interaktif lainnya seperti games dan belajar bahasa.
Acara semakin istimewa dengan menghadirkan volunteer asli dari kelima negara tersebut untuk memperkenalkan budaya mereka.
Booth Budaya
Berlangsung sejak pagi hingga sore, para pengunjung baik dari civitas academica UKSW bahkan ratusan siswa dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Salatiga dan sekitarnya terlihat antusias memadati area.
Langkah pertama membawa mereka menuju ke booth Korea yang menyuguhkan makanan khas seperti topokki dan col-pop.
Stan ini juga menampilkan permainan tradisional berupa tuho, gasing, dan jegichagi. Tak hanya itu, mereka juga diajarkan untuk menuliskan nama menggunakan huruf Korea.
Bergerak ke sisi kanan, pengunjung disambut dengan aroma rempah-rempah dan teh yang memikat dari booth China.
Selain itu, mereka juga diajarkan untuk membuat simpul China yang indah.
Memasuki area Costa Rica-Inggris, suasana seketika berubah menjadi semarak dengan penampilan tarian Punto Guanacasteco, di lengkapi dengan hidangan Arroz Con Leche, makanan manis khas Costa Rica.
Bergeser ke booth Jepang, para pengunjung diajak untuk belajar menulis dan mengucapkan bahasa Jepang serta menikmati sushi.
Tak berhenti sampai di situ, nuansa elegan langsung terasa ketika mengunjungi booth negara Prancis yang dihiasi dekorasi ikonik menara Eiffel mini, seakan pengunjung berada di jantung Paris.
Despar Goes to Global
Ketika di jumpai di sela acara, Ketua Prodi Despar Rini Kartika Hudiono, S.Pd., M.A., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan perwujudan untuk mengekspresikan kreativitas mahasiswa melalui pertunjukan seni dan booth budaya.
“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan warna internasionalisasi yang selaras dengan tagline Despar Goes to Global.
Tujuan dari acara ini adalah untuk memberikan exposure tentang dunia global dan internasional kepada mahasiswa,” katanya.
Tahun ini, lanjutnya, berbeda dari tahun sebelumnya karena kali ini melibatkan lima negara yang menghadirkan momen inspiratif sekaligus menyatukan berbagai ekspresi budaya dari berbagai belahan dunia dalam suasana inklusif, meriah, dan edukatif.
Tak ketinggalan, Pelaksana Tugas (Plt) Dekan FId Priyo Hari Adi, Ph.D., juga turut mengunjungi setiap booth dari kelima negara tersebut.
“Saya bangga dengan kegiatan internasional ini karena bisa menjadi jembatan untuk menjalin hubungan dengan berbagai negara,” ungkap Priyo Hari Adi yang juga merupakan Wakil Rektor Bidang Keuangan, Infrastruktur, dan Perencanaan (WR KIP) UKSW.
Menurutnya, acara ini mewadahi mahasiswa bahkan masyarakat umum untuk mengenal lebih dekat dengan budaya luar negeri sekaligus membangun jalinan kerja sama lintas negara.
Keliling Dunia
Momen ini rupanya melukis kesan mendalam bagi para volunteer dan pengunjung.
Berdiri dengan penuh semangat, salah seorang volunteer, Yuyun dari Korea Selatan mengaku senang dan bahagia karena diberikan kesempatan untuk memperkenalkan budayanya kepada para pengunjung.
“Saya semangat sekali bisa memperkenalkan budaya Korea kepada mahasiswa dan para siswa yang mengunjungi acara ini.
Terima kasih kepada Indonesia khususnya UKSW karena sangat menghargai dan membuka diri terhadap budaya lain,” katanya.
Rasa senang juga disampaikan oleh salah satu pengunjung Adelia Sofi Dasina siswa dari SMK Saraswati Salatiga.
“Melalui acara ini, saya diperkenalkan dengan berbagai budaya hingga makanan khas dari beberapa negara, seperti diajak keliling dunia,” bebernya.
International Day ini menandaskan komitmen UKSW untuk berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 31 Prodi Unggul dan A.
Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah.
Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.