Menurut Wibowo, lokasi hunian tetap yang diusulkan seluas 1,6 hektare telah melalui kajian geologis dan dinyatakan aman.
"Proses pembelian tanah dan pembangunan huntap akan dikelola langsung oleh warga melalui kelompok masyarakat (pokmas), dengan bantuan langsung masuk ke rekening mereka," jelasnya.
Namun, ia mengakui bahwa proses ini tidak bisa cepat.
“Kalau merujuk pengalaman daerah lain, prosesnya bisa memakan waktu paling cepat satu tahun,” katanya.
BPBD Brebes juga terus menjalin komunikasi dengan instansi pemerintah dan pihak swasta untuk memastikan kebutuhan masyarakat terdampak tetap terpenuhi.
Wibowo mengimbau masyarakat untuk lebih menjaga lingkungan, khususnya di kawasan hulu dan pegunungan.
"Mari kita jaga alam. Hutan yang gundul harus jadi perhatian kita bersama," ujarnya.
Pernyataan Tegas Gubernur Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, yang telah meninjau lokasi pengungsian di Gunung Poh, Sirampog beberapa waktu lalu menegaskan pentingnya pertimbangan geologis dalam proses relokasi.
“Saya ingin agar segera dicarikan tempat yang representatif.
Harus cepat, dan dikaji secara geologis.
Jangan sampai kita memindahkan penduduk, tapi jalurnya nanti mbledug meneh (bergerak lagi).
Harus benar-benar aman untuk tempat tinggal,” tegasnya.
Sebagai bentuk dukungan, Pemprov Jateng telah menggelontorkan bantuan sebesar Rp2,01 miliar untuk mendukung proses rekonstruksi, termasuk perbaikan rumah dan fasilitas ibadah.
Gubernur juga menekankan pentingnya pendekatan psikososial dalam relokasi.