TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Tak perlu pergi jauh-jauh keluar pulau, cukup melangkah ke kampus Indonesia Mini UKSW Salatiga yang sejuk kalian bisa merasakan sensasi keliling Indonesia.
Masih dalam rangkaian “Indonesian International Culture Festival (IICF) 2025”, acara yang dikemas apik dalam keberagaman budaya Indonesia ini kembali menunjukan panggung nusantara melalui “Cultural Acoustic and Food Festival”, baru-baru ini.
Bertempat di Lapangan Sepak Bola Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), berjajar 22 stan etnis dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote menyuguhkan berbagai cita rasa nusantara melalui makanan tradisional masing-masing daerah.
Cultural Acoustic and Food Festival juga dimeriahkan stan yang membawa kebudayaan internasional.
Bekerja sama dengan Direktorat Kerja Sama (DIKER) UKSW, student volunteer asal Jepang turut menampilkan makanan khas mereka yakni Curry Rice dan Daigaku.
Selain itu juga terdapat stan dari lembaga internasional seperti Linnaaw Student Center dan Pelatihan Pelangi Nusantara Salatiga.
Ala Pasar Budaya
Acara yang berlangsung mulai siang hingga malam ini menghadirkan atmosfer ala pasar budaya penuh warna dan sarat dengan nilai kebangsaan.
Di mana setiap stan dihiasi dengan berbagai aksesoris etnis seperti kain khas daerah, miniatur rumah adat, pakaian adat, hingga lukisan yang menunjukkan kekhasan daerah tersebut.
Menginjakkan kaki di stan Kerukunan Mahasiswa Sangihe di Salatiga (Sengkanaung), makanan tradisional seperti Bangea, Bangket, Bepang, dan Halua Kenari berbahan dasar sagu, kenari, dan beras tersusun rapi menggambarkan kekayaan kuliner salah satu kabupaten di Sulawesi Utara ini.
Beranjak ke sajian khas pulau Sumatera Utara, stan etnis Ikatan Keluarga Simalungun (IKS) menyuguhkan Manuk Nabinatur, Sagu-Sagu, Nitak dan Es Timun, yang memiliki nilai budaya dan tradisi lokal yang biasanya disajikan dalam acara keluarga hingga kegiatan adat.
Baca juga: UKSW dan Pemkab Belu Tandatangani MoU untuk Dukung Pembangunan Daerah
Tak hanya sajian kuliner, acara tahunan ini juga dimeriahkan dengan panggung nusantara “Cultural Acoustic”.
Para pengunjung dihipnotis dengan perpaduan harmoni lagu-lagu daerah dan internasional yang dibawakan apik oleh band dan tarian etnis.
Bangga
Kegiatan yang berlangsung meriah di lapangan UKSW dihadiri langsung oleh Rektor UKSW Profesor Intiyas Utami.
“Saya merasa bangga dan bahagia karena tradisi baik yang sudah dijalankan di UKSW tetap dipertahankan, sehingga IICF tahun ini tetap berjalan dengan sangat baik,” imbuhnya.
Dalam sambutan hangatnya tersebut, Rektor Intiyas juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Salatiga memberikan ucapan terima kasih kepada UKSW karena telah menjadi bagian dalam perjalanannya untuk mendapatkan predikat kota tertoleran nomor satu di Indonesia.
Tak ketinggalan, Rektor Intiyas bersama Ketua Panitia Rikko Yan Lado Ae mengunjungi seluruh stan etnis menciptakan dialog manis dan hangat dengan mahasiswa etnis sambil menikmati makanan tradisional yang disajikan.
Baca juga: FEB UKSW Cetak 2 Doktor Visioner, Soroti Tantangan Rumah Sakit dan Pendidikan Tinggi di Era Digital
Sensasi Keliling Indonesia
Sensasi keliling Indonesia ini turut dirasakan oleh para pengunjung.
Salah satunya, Christian Martha Dewi bersama putra sulungnya yang juga mengapresiasi kegiatan pengenalan budaya ini.
“Kalau buat saya seorang ibu kegiatan ini sangat seru."
"Saya bisa mengenalkan kepada anak tentang berbagai suku dan etnis di Indonesia bahkan di luar negeri seperti Jepang,” ungkap Dewi warga Kecamatan Tingkir, Salatiga.
Kesan menarik juga disampaikan oleh Thea Emmanuelle Budiman siswi dari SMA Kristen Satya Wacana.
“Kegiatan ini sudah merangkum seluruh budaya di Indonesia."
"Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada kalangan muda,” tuturnya.
Selain Cultural Acoustic and Food Festival, rangkaian IICF 2025 masih akan berlangsung dalam tajuk Pesta Budaya dan Closing, yang digelar mulai Selasa hingga Kamis (24–26 Juni 2025) mendatang di Lapangan Sepak Bola UKSW.
Kegiatan ini akan menampilkan tari, band, dan kolaborasi budaya internasional antar partisipan, serta menghadirkan stan dari masing-masing etnis.
Baca juga: UKSW Masuk 5 Besar Jateng Hibah Kompetitif Diktisaintek, Tegaskan World Class University
IICF 2025 ini menandaskan komitmen UKSW untuk berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas dan ke-16 perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 31 Prodi Unggul dan A.
Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah.
Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.
Salam Satu Hati UKSW! (Laili S/***)