Sidang Kasus Kematian Dokter Aulia

"Bullying Itu Ada" Makian Anjing dan Goblok Jadi Makanan Harian Junior PPDS Anestesi Undip Semarang

Penulis: Lyz
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TEMAN SATU ANGKATAN - Para teman satu angkatan Aulia Risma Lestari memberikan keterangan dalam sidang lanjutan kasus dugaan perundungan dan pemerasan PPDS Anestesi Undip di PN Semarang, Rabu (18/6/2025).

Kendati begitu, Edo dalam pertanyaan lain yang diajukan oleh Jaksa sempat mengaku mendapatkan tekanan selama mengikuti program PPDS Undip. 

Dia dalam angkatannya masuk ke divisi logistik. Tugas Edo yaitu menyediakan kebutuhan harian seniornya di antaranya harus mengganti galon air yang habis.

"Ya sempat kebingungan harus bereaksi seperti apa (jadi mahasiswa PPDS) namun syaa hanya berpatokan ke pasal anestesi (senior selalu benar, junior tidak boleh membantah)," katanya.

Edo mengakui pula sempat mendengarkan curahan hati dari Aulia Risma selama mengikuti program PPDS terutama di semester 1.

Menurut Edo, Aulia sempat cerita soal dimarahi seniornya gegara salah pesanan atau orderan.

"Zahra memarahi almarhumah, dia kambingnya (kakak pembimbing)," terangnya. 


Cerita Per Divisi Program PPDS


Selain Edo, teman seangkatan Risma menceritakan pula kerja-kerja per divisi PPDS angkatan 77.

Saksi Sunu mengatakan, masuk di divisi Transportasi. Tugasnya menyediakan mobil bagi senior.

Dia menyebut, dalam menyediakan mobil minimal bensin harus setengah isi. Bahkan, kalau bisa tank bensin penuh. 

Kemudian di dalam mobil harus ada tisu dan makanan. 

"Jenis mobil bebas. Mobil digunakan untuk operasional senior ketiga bertugas bukan kepentingan pribadi," katanya.

Selama menjalani program PPDS, dia pernah pula melakukan kesalahan seperti yang dialami almarhumah Risma.

Dampaknya, dia mendapatkan hukuman berdiri, last man (pulang terakhir) dan menambah jadwal daftar jaga. "Kalau soal salahnya apa, saya lupa," terangnya.

Sementara, saksi Rian mengungkap, masuk sebagai divisi olahraga.

Halaman
123

Berita Terkini