Beliau menyoroti lemahnya kinerja unit-unit bisnis kampus yang hingga kini masih “tertidur” dan belum menyumbangkan pendapatan sebagaimana diharapkan.
“Kita perlu mendorong geliat bisnis kampus agar BLU menjadi sumber daya yang kuat untuk membiayai kegiatan strategis kampus,” ujarnya.
Baca juga: UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dan UIN Walisongo Gelar Konsinyering Pagu Indikatif 2026
Selain itu, Kepala Biro AUPK juga menegaskan perlunya penghentian lembur yang tidak produktif.
“Tidak boleh lagi ada anggaran lembur yang hanya tercatat di absen tanpa output kerja yang seimbang."
"Banyak lembur terjadi di hari Sabtu-Minggu, padahal itu justru menjadi sumber pemborosan yang luar biasa,” tegasnya.
Beliau juga mendorong unit kerja untuk mulai menata ulang jadwal dan sistem kerja pegawai secara bergilir (shift) agar tetap produktif tanpa harus mengandalkan lembur.
“Output dan input kerja harus seimbang, ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memperbaiki tata kelola kelembagaan,” pungkasnya.
Melalui kegiatan review ini, diharapkan seluruh unit di lingkungan UIN Walisongo dapat menyusun RKAKL yang lebih realistis, efisien, dan fokus pada dampak kelembagaan.
Penyusunan anggaran bukan hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi bagian penting dari strategi penguatan daya saing kampus sebagai PTKIN unggul berbasis integrasi keilmuan dan tata kelola yang baik. (Laili S/***)