TRIBUNJATENG.COM, MEDINAH -- Pelaksanaan ibadah haji tahun 2025 menyisakan keprihatinan mendalam, terutama bagi Indonesia.
Berdasarkan data resmi dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per 24 Juni 2025, tercatat sebanyak 381 jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia selama periode 5 Mei hingga 23 Juni 2025.
Dari jumlah tersebut, 229 jemaah (60,1 persen) adalah laki-laki, sedangkan 152 jemaah lainnya (39,9 % ) adalah perempuan. Rincian lokasi wafatnya para jemaah mencatat bahwa:
- 298 jemaah meninggal di Mekkah
- 35 jemaah di Madinah
- 20 jemaah di Mina
- 15 jemaah di bandara
- 13 jemaah di Arafah
DPR Buka Peluang Bentuk Pansus Haji
Tingginya angka kematian tersebut menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan bahwa pihaknya membuka opsi untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus) Haji guna mengevaluasi pelaksanaan haji tahun ini secara menyeluruh.
“Jika memang harus dilakukan Pansus Haji untuk pelaksanaan perbaikan ke depan, DPR siap membentuknya,” ujar Puan di Kompleks Parlemen, Selasa (24/6/2025).
Puan menjelaskan bahwa pembentukan Pansus akan mempertimbangkan laporan dari Komisi VIII DPR sebagai mitra kerja Kementerian Agama.
Selain itu, laporan dari pimpinan DPR yang ikut melaksanakan haji tahun ini juga akan menjadi dasar pertimbangan.
Kritik dari Pemerintah Arab Saudi
Pemerintah Arab Saudi juga turut melayangkan kritik kepada Indonesia.
Salah satu catatannya adalah tingginya tingkat kematian jemaah Indonesia, yang dinilai disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap pedoman dan protokol kesehatan.
Hal ini menjadi alarm bagi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesiapan dan pendampingan bagi jemaah, terutama yang lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta.
Puan menegaskan bahwa banyak aspek dalam penyelenggaraan haji tahun ini yang harus dievaluasi secara serius.
“Banyak hal yang harus kita selesaikan dengan lebih baik sehingga pelaksanaan haji di tahun depan tidak akan mengulang permasalahan yang sama,” tegasnya.