“Sebagian besar pemain adalah yang menit mainnya sudah banyak di Liga 1, namun ada juga beberapa nama dari diaspora,” tambahnya.
Mengapa Dion Marx Tak Masuk Daftar?
Terkait tidaknya Dion Marx masuk skuad, Zaki memberikan klarifikasi bahwa ASEAN U23 Championship bukan bagian dari kalender resmi FIFA.
Artinya, klub-klub luar negeri tempat pemain diaspora seperti Dion Marx bermain tidak memiliki kewajiban untuk melepas mereka.
“Piala ASEAN ini tidak termasuk dalam kalender FIFA. Jadi Coach Gerard memutuskan untuk melihat potensi pemain yang ada di dalam negeri,” jelas Zaki.
Artinya, keputusan ini lebih mengarah pada efisiensi pemanggilan pemain lokal serta kepraktisan dalam hal jadwal dan kesiapan pemain di tanah air.
Meski Dion Marx absen kali ini, bukan berarti peluangnya untuk memperkuat Timnas tertutup.
Zaki mengisyaratkan bahwa pelatih Gerard Vanenburg tengah membangun fondasi kuat untuk turnamen yang lebih besar seperti Kualifikasi Piala Asia U23 dan SEA Games mendatang.
“Coach Gerard butuh waktu untuk membangun skuad dengan pondasi pemain-pemain yang bisa dipantau langsung secara rutin,” jelas Zaki.
Dalam konteks pembinaan jangka panjang, pemilihan pemain lokal yang bermain aktif di Liga 1 dianggap sebagai strategi paling realistis untuk membangun chemistry dan konsistensi tim.
Siapa Dion Marx?
Dion Marx merupakan salah satu pemain muda berdarah Indonesia yang bermain di Eropa.
Ia dikenal sebagai gelandang bertalenta, memiliki kecepatan, penguasaan bola yang solid, dan pemahaman taktik yang mumpuni.
Dion pernah dikaitkan dengan proyek Timnas Indonesia di bawah Shin Tae-yong, namun belum sekalipun tampil di turnamen resmi karena kendala administratif dan pemanggilan yang berbenturan dengan jadwal klub.
Namanya kembali mencuat karena performanya di level junior klub Eropa dan partisipasi dalam beberapa turnamen pemuda internasional.