Farhat menjelaskan tahapan Pilmapres, mulai dari karantina, seminar, hingga penilaian Prestasi Capaian Umum (PCU).
Ia menekankan bahwa prestasi tidak melulu soal juara kompetisi, tapi juga kontribusi di organisasi atau volunteer.
Bicara soal organisasi, Ia berpesan “Organisasi itu penting, tapi yang utama adalah bagaimana dampaknya ke masyarakat."
"Jangan sampai kita aktif di banyak tempat, tapi tanggung jawab terbengkalai.”
Ia menilai, keterlibatan dalam berbagai kegiatan seharusnya tidak sekadar untuk menambah daftar pengalaman, melainkan benar-benar memberi kontribusi nyata.
Baca juga: Tim Telkom University Kenalkan Edukasi Sehat Anak dengan Teknologi AR di Purbalingga
Pandangan ini sejalan dengan maknanya tentang mahasiswa berprestasi.
Menurut Farhat, menjadi mapres bukan hanya tentang koleksi medali atau sertifikat.
“Mapres itu tentang menjadi role model bagaimana apa yang kita raih bisa bermanfaat untuk orang lain,” tegasnya.
Baginya, prestasi bermakna ketika dapat menginspirasi dan memberikan dampak positif bagi sekitar.
Dengan semangat pantang menyerah, Farhat Huda membuktikan bahwa prestasi sejati terletak pada kontribusi nyata.
Ia tak hanya berhasil meraih juara, tapi juga menginspirasi banyak mahasiswa lainnya untuk terus berkembang dan memberi dampak positif. (Laili S/***)