Salah satu tantangan terbesarnya adalah kemampuan bahasa Inggris, yang menjadi poin penting dalam seleksi.
“Ada sesi dimana kami harus menjawab pertanyaan dalam bahasa Inggris, dan aku sempat kesulitan,” ucapnya.
Namun, hal itu justru memacunya untuk terus memperbaiki diri.
Selain itu, ia juga harus pandai membagi waktu di tengah kesibukan persiapan seminar proposal, tugas besar, dan kegiatan di luar kota.
Salah satu tahap seleksi Pilmapres adalah presentasi gagasan kreatif.
Farhat mengusung program LAPOR PAK, yang ia tambahkan dengan inovasi Artificial Intelligence (AI).
“Aku ingin program ini bisa menjangkau seluruh kepolisian di Indonesia, bukan hanya satu daerah,” jelasnya.
Baca juga: Tim Telkom University Hadirkan Teknologi IoT dan Panel Surya untuk Budidaya Melon di Desa Kaliurip
Ia tak sendirian.
Dukungan dari mentor, Muhammad Riski, dan bantuan administratif dari staff kemahasiswaan, Mba Amil, membantunya melalui proses ini dengan lebih percaya diri.
Di tengah kesibukannya, Farhat tetap menyempatkan waktu untuk melepas stres dengan berolahraga lari.
“Lari bukan sekadar hobi, tapi gaya hidup."
"Minimal dua kali seminggu aku melakukannya,” ungkapnya.
Ia percaya, di usia 20-an, penting untuk memiliki hobi yang bisa menjadi pelepas penat.
Farhat juga membagikan tips belajar efektif, yaitu memastikan mood baik dengan cemilan favorit dan perut kenyang.
“Kalau mood sudah bagus, belajar jadi lebih fokus,” katanya.