Berita Semarang

Bahagia Azis Komunitas Difabel Mandiri Semarang, Terima Alat Produksi Briket Program BNI Berbagi

Penulis: Rezanda Akbar D
Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANTUAN BNI - BNI Kantor Cabang Karangayu menyerahkan bantuan satu set alat produksi briket kepada Komunitas Difabel Mandiri pada program BNI Berbagi, Rabu (2/7/2025). Penyerahan bantuan dilakukan oleh Galing Adhi Utomo, Branch Business Manager BNI Kantor Cabang Karangayu kepada Azis Abdullah Bajasud sebagai ketua komunitas.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Azis Abdullah Bajasud (43) duduk di lantai teras Sekretariat Komunitas Difabel Mandiri (KDM).

Wajahnya kali ini terlihat sumringah seusai melihat mesin-mesin baru berwarna orange dan biru.

Mesin tersebut satu set alat produksi briket arang bantuan dari BNI melalui program CSR “BNI Berbagi”.

Azis tidak berdiri karena dia memang tidak bisa.

Baca juga: Wamenkop, Gubernur Jateng, hingga Direktur BNI Kumpul di Unsoed Bahas Warisan Ekonomi Kakek Prabowo

Baca juga: BNI dan OJK Ajak Mahasiswa Melek Finansial

Kakinya lumpuh, tetapi semangatnya tegak, bahkan jauh lebih kokoh dari mesin-mesin di sekelilingnya.

"Perasaan saya sangat-sangat gembira," ucapnya dengan mata berbinar. 

“Bantuan ini sangat berarti."

"Dulu kami produksi arang briket masih manual."

"Sehari paling kuat 25 kilogram."

"Sekarang kalau ada mesin, kapasitasnya mungkin bisa sampai 500 kilogram," tuturnya, Rabu (2/7/2025).

Komunitas Difabel Mandiri yang dipimpin Azis memiliki 35 anggota.

Sekira 25 di antaranya sudah memiliki pekerjaan, tetapi tak sedikit yang masih mengandalkan usaha rumahan bahkan bantuan keluarga. 

BANTUAN BNI - BNI Kantor Cabang Karangayu menyerahkan bantuan satu set alat produksi briket kepada Komunitas Difabel Mandiri pada program BNI Berbagi, Rabu (2/7/2025). Penyerahan bantuan dilakukan oleh Galing Adhi Utomo, Branch Business Manager BNI Kantor Cabang Karangayu kepada Azis Abdullah Bajasud sebagai ketua komunitas.

Briket arang produk hasil olahan dari limbah tempurung kelapa dan serbuk gergaji menjadi alternatif wirausaha yang mereka geluti sejak pandemi.

Namun, keterbatasan fisik dan alat sering kali menjadi hambatan.

Proses produksi manual memakan waktu, tenaga, dan menyulitkan mereka yang harus bekerja dari kursi roda atau dengan satu tangan.

Halaman
123

Berita Terkini