UKSW SALATIGA

Prodi Doktor Studi Pembangunan UKSW Luluskan Dua Doktor dari Maluku Utara dan Sumba

Penulis: Laili Shofiyah
Editor: M Zainal Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GELAR DOKTOR: Dr. Umbu Ho Ara, SE., M.Si., dan Dr. Broery Doro Pater Tjaja, S.Si.Teol., M.Th., meraih gelar doktor dari Prodi Doktor Studi Pembangunan Fakultas Interdisiplin UKSW. Dengan kelulusan ini, jumlah doktor yang dihasilkan Prodi Doktor Studi Pembangunan UKSW kini mencapai 87 orang. (Dok UKSW)

Sementara itu, Broery Doro Pater Tjaja menyumbangkan pemikiran penting lewat disertasinya berjudul “Politik Lokal, Konflik Gereja, dan Rekonsiliasi di Halmahera, Maluku Utara”.

Ia membahas bagaimana konflik dalam gereja bukan hanya soal politik, tapi juga soal struktur, jaringan kekuasaan, dan hubungan kekerabatan.

Lewat tiga artikel dalam disertasinya, Broery menjelaskan peran aktor, identitas, dan kepemimpinan dalam merespons konflik dan membangun rekonsiliasi.

Karyanya menjadi panduan bagi gereja dalam menghadapi perpecahan dan membangun kembali harmoni di tengah kompleksitas politik lokal. 

“Melalui upaya rekonsiliasi yang efektif, gereja dapat berfungsi sebagai agen perubahan positif dalam masyarakat, dan berkontribusi pada pembangunan sosial yang berkelanjutan."

"Proses ini tidak hanya akan memperkuat hubungan antar anggota jemaat, tetapi juga menciptakan komunitas yang lebih harmonis dan inklusif,” jelasnya. 

Dalam momen tersebut, apresiasi juga disampaikan oleh Sekretaris Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat dan Publikasi (LPPMP) Universitas Halmahera Bayu Achil Sadjab yang menegaskan bahwa disertasi Broery dapat menjadi payung besar riset universitas dan diharapkan dapat menjadi rujukan dan pengembangan studi konflik dan rekonsiliasi. 

“Ini bukan akhir, tapi awal bagaimana Doktor Broery menjadi pakar dalam bidangnya."

"Kami berharap kerja sama antara UKSW dan Universitas Halmahera semakin erat ke depannya,” harapnya.

Baca juga: Hebat! UKSW Sabet 3 Medali Emas dan 3 Medali Perunggu di POMPROV Jawa Tengah 2025

Sementara itu, Dekan FId Aldi Herindra Lasso menyampaikan harapannya agar nilai-nilai UKSW yang telah dijalani selama proses studi dapat menjadi warisan intelektual yang memperkuat komunitas akademik di kampus asal masing-masing. 

“Bapak berdua telah menempuh nilai-nilai yang kita rasakan bersama."

"Semoga langkah ini menjadi legasi akademik yang menumbuhkan generasi doktor berikutnya,” pungkasnya. 

Melalui karya akademik ini, UKSW menegaskan komitmennya untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, SDGs ke-10 mengurangi ketimpangan, SDGs ke-11 kota dan pemukiman yang berkelanjutan, SDGs ke-16 perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh. 

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 31 Prodi Unggul dan A.

Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah.

Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (Laili S/***)

Berita Terkini