TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Puluhan orang tampak sibuk mengangkat karung-karung sampah dari kolam bekas tambak di RW 13 Tambaklorok Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Jumat (4/7/2025).
Di antara mereka ada Mukhtar, Wigiyanti, dan warga lain yang tanpa pamrih ikut membersihkan “pulau sampah” yang terbentuk dari bertahun-tahun dari limbah rumah tangga, dan sampah kiriman laut.
Aksi bersih-bersih ini menjadi pemandangan yang tidak biasa di kawasan Tambakmulyo. Selama ini, lokasi tersebut lebih sering dikaitkan dengan banjir rob, nyamuk, dan bau tak sedap. Tapi hari itu, suasana berubah. Warga dan pemerintah turun tangan bersama.
Baca juga: Karmini Bahagia Bawa Sampah Untuk Ditukarkan Sembako di Semarang Barat: Dapat Sop hingga Beras
Lurah Tanjungmas, Sony Yudha Putra Pradana, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk gotong royong nyata antara masyarakat dan berbagai instansi.
“Banyak yang terlibat, Ada dari DPU, DLH, teman-teman BPBD yang nyumbang kapal, terus ada juga dari kecamatan, kelurahan, TNI, dan Polri,” ujar Sony di sela kegiatan.
Sebanyak tiga truk dari DPU, dua truk dari DLH, serta dua kendaraan jenis tosa dan satu kapal diterjunkan untuk mengangkut sampah dari titik-titik yang sulit dijangkau.
“Totalnya hampir 100 orang. Kami sebar di tiga lokasi, salah satunya RW 13 ini,” tambahnya.
Menurut Sony, kegiatan ini tidak akan selesai dalam sehari. Proses pembersihan dilakukan bertahap karena sampah yang menumpuk sudah bertahun-tahun lamanya.
“Tapi semangat warganya luar biasa. Harapannya kegiatan seperti ini bisa terus digalakkan. Kita ingin lingkungan bersih bukan cuma hari ini, tapi seterusnya,” katanya.
Namun, Sony menyadari bahwa membersihkan kolam saja tidak cukup. Warga butuh solusi yang lebih permanen.
Selama ini, tidak semua wilayah terjangkau pengangkutan sampah rutin. Sebagian warga bahkan terpaksa membuang sampah ke laut atau ke kolam karena tidak ada tempat pembuangan sementara (TPS) yang bisa diakses.
“Warga ini bukan enggak mau bersih, tapi fasilitasnya enggak merata. Karena itu kami sedang mengusahakan agar segera ada TPS 3R di Kelurahan Tanjungmas,” ucapnya.
Harapan Warga: Gantikan Kolam Sampah dengan Sekolah
Bagi warga seperti Wigiyanti, pembersihan ini adalah angin segar yang sudah lama dinanti.
Rumahnya hanya sepelemparan batu dari kolam.
Tiap kali hujan turun, air rob naik, membawa serta sampah ke dalam rumah.
“Kalau malam nyamuknya banyak banget. Siang begini baunya nyegrak,” keluhnya.
Ia berharap kolam tersebut segera diuruk dan dijadikan bangunan yang bermanfaat.
“Mau dibangun sekolah ya monggo, puskesmas juga boleh. Yang penting jangan dibiarkan jadi tempat buang sampah lagi,” ujarnya.
Lurah Sony pun sepakat. Ia mengatakan pihak kelurahan telah berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk pemanfaatan tambak mangkrak itu menjadi fasilitas umum.
Baca juga: Oalah Ini Tho, Biang Kerok Munculnya Pulau Sampah di Tambaklorok Semarang: Diawali Kebiasaan Warga
Soal dijadikan sekolah atau puskesmas, Sony masih belum bisa memastikan hal tersebut karena membutuhkan anggaran yang besar.
“Kami sudah komunikasi. Tapi ya itu, dari sisi anggaran memang belum memungkinkan. Tapi akan terus kami kaji dan dorong agar bisa terwujud,” jelasnya.
Di sisi lain, edukasi dan pemberdayaan masyarakat tetap digalakkan. Saat ini, program dana Rp25 juta per RT dari Wali Kota Semarang disebut bisa dimanfaatkan warga untuk musyawarah mencari solusi terkait sampah dan kebersihan lingkungan. (Rad)