TRIBUNJATENG.COM - Maraknya beberapa kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan wafatnya Kyai, membuat keprihatinan Pengasuh Pondok Pesantren Syubbanul Wathon API Tegalrejo Magelang KH M Yusuf Chudlori.
Terakhir bulan lalu, wafatnya Anggota DPR RI KH Alamudin Dimyati Rois akibat lakalantas membuat masyarakat sedih.
Beberapa kali setelah maraknya kajadian, Gus Yusuf, panggilan akrabnya, sempat membagikan tip dan menghimbau kepada para driver melalui beberapa akun media sosialnya.
“Khusus kepada para driver yang menghantarkan para kyai sebaiknya berterus terang jika kondisi dalam keadaan tidak fit apalagi ngantuk. Keterusterangan kepada kepada Kyai-nya, sangat dibutuhkan karena menyangkut keselamatan bersama, bahkan nyawa yang menjadi taruhannya,” imbau Gus Yusuf melalui rekaman videonya.
Tak cukup di situ, Gus Yusuf kemudian menggelar Bimbingan Teknis dan Silatnas Sopir Kyai Nusantara, di Ponpes Syubbanul Wathon API Tegalrejo Magelang, Selasa (8/7).
Ratusan sopir yang sering dipanggil “Kang Driver” tampak hadir mengikuti kegiatan yang bertema “Mari Berkendara Yang Aman dan Nyaman”. Mereka rata-rata santri dari berbagai pondok pesantren.
Gus Yusuf juga menggandeng pembicara dari Kepolisian dan Tenaga Medis. Hadir Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda Jateng Kompol Ferdy Kastolani SIK MIK, Rumah Sakit Umum Syubbanul Wathon Dr dr Dani Martha Pradipta, dan Ketua SKNU Muh Izam SC, serta KH Usman Ali. Tampak pula Anggota DPR RI Fraksi PKB, Abdullah.
Gus Yusuf menjelaskan, pihaknya sengaja menggelar kegiatan Bimtek karena meyakini dengan kegiatan ini, para sopir pribadi akan paham tugas fungsi dan kondisinya. Sehingga laka-lantas yang disebabkan lantaran “human error” bisa dicegah.
Di hadapan para “Kang Driver” Gus Yusuf menegaskan, sikap berterus terang sebelum dan saat mengendarai mobil itu bukan berarti mengurangi kepatuhan kepada Kyai, tetapi itu kejujuran agar Kyai mengatur teknis keberangkatannya.
“Jadi tidak sedikitpun mengurangi ketakdziman Anda semua kepada Kyai. Perintah tetap dilaksanakan, tetapi matur (bicara) baik baik tentang kesiapan berkendera,” tegas Gus Yusuf.
Gus Yusuf yang juga Ketua DPW PKB Jateng ini tidak memungkiri bahwa jadwal para kyai turun ke daerah sampai ke desa untuk kegiatan keagamaan memang kadang sampai dinihari.
“Pengajian itu dilaksanakan kebanyakan malam. Para Kyai baru ceramah pukul sepuluh malam, otomatis secara teknis pasti pulangnya tengah malam. Dan itu memang waktu-waktu yang rawan. Di sinilah diperlukan komunikasi yang baik. Wong Kyai itu kalau Anda matur, pasti memahami, kok,” pintanya.
Tips-nya, Imbuh Gus Yusuf, matur yang baik, kalau sudah di jalan, butuh istirahat berhenti di rest area. “Ngopi sejenak, cuci muka. Kalau butuh tidur, tidur saja bentar. Karena batas maksimal itu setiap empat jam harus istirahat,” ujar Gus Yusuf membagikan tips.
Dari kepolisian lebih menekankan batas kecepatan sedangkan dari medis pentingnya menjaga kesehatan dan kondisi yang fit saat akan mengendarai.
Bimtek semacam ini, rencana akan ditindaklanjuti secara luas. Anggota DPR RI Abdullah mengatakan nantinya bimtek tidak hanya ditujukan kepada para driver kyai, tetapi juga masyarakat luas siapapun yang menggunakan sopir dalam setiap aktivitasnya. “Terutama para sopir tokoh politik, aktivis dan sopir pejabat publik yang juga sering berkegiatan sampai dinihari,” ujar Abdullah.