Berita Kudus

Sekolah Negeri Sepi Peminat, Bupati Kudus Sam’ani Tugaskan Disdikpora untuk Melakukan Kajian

Penulis: Rifqi Gozali
Editor: raka f pujangga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SAMBUTAN - Bupati Kudus Sam'ani Intakoris saat sambutan dalam festival berpikir komputasional di Pendopo Kudus, Minggu (27/7/2025).

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Bupati Kudus Sam’ani Intakoris meminta Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kudus untuk melakukan kajian buntut adanya SD negeri di Kudus yang minim murid.

Bahkan ada SD negeri di Kudus yang tidak mendapatkan siswa baru.

“Kami tugaskan Disdikpora untuk melakukan kajian, apakah KB berhasil, penduduk berkurang, atau tidak menarik di sekolah dasar negeri,” kata Sam’ani saat sambutan dalam Festival Berpikir Komputasional di Pendopo Kudus, Minggu (27/7/2025).

Baca juga: Dinsos P3AP2KB Kudus Tangani 3 Kasus Kekerasan Seksual Anak 2025

Menurutnya, selama ini orangtua lebih memilih sekolah dasar swasta karena ada beberapa pertimbangan.

Satu di antaranya adanya muatan keagamaan di sekolah swasta. Selain itu juga jam belajarnya lebih lama dibanding sekolah negeri.

“Mereka menyekolahkan ke swasta yang bapak ibu bekerja, anak dibawa ke swasta. Pulangnya jam 1 atau jam 2 siang. Kalau negeri pulang jam 11 jam 12,” katanya.

Agar sekolah negeri bisa tetap eksis, pihaknya juga mendorong agar Disdikpora membuat inovasi. Satu di antara inovasinya, kata Sam’ani, yaitu sekolah plung ngaji.

Pihaknya sebagai pemimpin mempersilakan inovasi tersebut.

“Atau sekolah plus kegiatan lain, silakan,” katanya.

Diketahui, pada tahun ajaran baru kali ini sejumlah SD negeri di Kabupaten Kudus sepi peminat.

Di antara SD negeri yang sepi peminat yaitu SD 1 Wates, Kecamatan Undaan dan SD 5 Jurang, Kecamatan Gebog. 

Dua sekolah tersebut pada tahun ajaran baru hanya mendapatkan satu siswa baru.

Baca juga: Pameran Temporer Cagar Budaya Patiayam Kudus Dimeriahkan 8 Museum Ternama

Selain itu ada SD negeri di Kudus yang sama sekali tidak mendapatkan siswa baru pada tahun ajaran ini. 

Yaitu SD 1 Adiwarno, Kecamatan Mejobo.

“Kalau masih sedikit (siswanya) diregrouping. Gurunya nanti ditugaskan di sekolah lain yang masih ada kekosongan guru,” kata dia.

Berita Terkini