TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – PSIS Semarang menjalani laga uji coba menghadapi tuan rumah PSIM Yogyakarta dalam pertandingan bertajuk friendly match bertema “Spirit of Mataram: Sak Sukmamu, Sak Jiwamu” di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Selasa (29/7/2025).

Pertandingan ini menjadi bagian dari rangkaian persiapan kedua tim menuju kompetisi resmi musim 2025/26. PSIS Semarang datang dengan skuad yang cukup komplet dan mengenakan kostum putih-putih-putih, sedangkan PSIM tampil dengan kostum hitam-hitam-hitam.

PSIS menurunkan Rizky Darmawan di bawah mistar, dengan barisan pertahanan dihuni oleh Dandi Maulana, Syihabuddin (kapten), Dani Sormin, dan Wahyu Saputro. Lini tengah dikomandoi oleh A. Madilesa dan Zico Uldha, sementara Safna Delfi, Krisna John, dan Amir Hamzah menjadi andalan di lini serang.

Sementara itu, PSIM mengandalkan pemain-pemain muda dan senior, termasuk nomor 7 di lini depan serta duet gelandang berpengalaman di sektor tengah.

Di bangku cadangan, PSIS menyimpan sejumlah nama penting seperti Raka Okta (GK), dan pemain asing anyar yang barusaja diikat kontrak Camilo Sanchez (CF), hingga Basajum Latuconsina yang siap memberikan perubahan dari bangku cadangan.

Tim Mahesa Jenar dipimpin langsung oleh pelatih kepala Kahudi Wahyu, dengan dukungan dari pelatih fisik M. Yusuf Rojali dan staf pelatih lainnya. 

Di sisi lain, PSIM dibesut oleh pelatih Jacobus Johannes Martinus Paulus Van Gastel, Jorge Gomez Alba, serta turut dibantu oleh sejumlah nama berpengalaman seperti Franco Gaston Ramos Mingo sebagai kapten tim.

Laga ini menjadi ajang evaluasi bagi kedua pelatih untuk mengukur kesiapan tim. Selain mencari komposisi terbaik, laga juga menjadi panggung bagi pemain anyar maupun muda untuk menunjukkan kualitasnya.. 

Dalam lawatan kali ini, tim Mahesa Jenar membawa sekitar 25 pemain untuk mengukur kesiapan jelang kompetisi resmi.

Pelatih PSIS, Kahudi Wahyu menyebutkan bahwa laga uji coba ini menjadi bagian penting dari proses evaluasi dan pematangan tim. 

Menurutnya, laga ini akan memberikan gambaran sejauh mana level permainan para pemain sebelum memasuki kompetisi yang sesungguhnya.

“Ekspektasi tinggi dari suporter itu hal yang wajar. Itu bentuk rasa cinta terhadap tim kebanggaan mereka,” ujar sang pelatih.

“Namun dari sisi kami, uji coba ini penting untuk menjadi ukuran performa pemain. Apakah mereka siap atau perlu perbaikan sebelum kompetisi resmi dimulai," imbuhnya, Selasa (29/7). 

Ia juga menegaskan bahwa hasil pertandingan bukanlah fokus utama, melainkan proses dan evaluasi yang terus berjalan.

“Menang, seri, atau kalah, semuanya tetap akan menjadi bahan evaluasi. Karena di kompetisi nanti, semua kemungkinan itu bisa terjadi. Yang terpenting adalah bagaimana proses tim ini berkembang,” lanjutnya.