Yunita mengungkapkan, dalam salah satu pemeriksaan di sekolah, dari 150 siswa yang diperiksa, sekira 30 anak menunjukkan gejala gangguan kejiwaan.
Baca juga: DJP Jateng I Sita Aset Tanah dan Bangunan Karena Tersandung Kasus Pajak
Baca juga: Jangkauan Program Desalinasi Pempov Jateng Terus Diperluas
"Karena itu, kami dorong program Mental Health First Aid (MHFA)."
"Ini melatih kader siswa untuk mendengarkan keluhan teman sebayanya."
"Karena anak-anak lebih cenderung curhat ke teman dibanding orangtua," jelasnya.
Gejala awal yang diamati antara lain perubahan perilaku seperti anak yang semula ceria menjadi murung, atau anak yang biasanya terbuka menjadi tertutup.
Menurut Yunita, berbagai faktor bisa memicu gangguan kejiwaan pada anak mulai dari kurangnya perhatian orangtua.
Termasuk karena sibuk dengan gawai, tekanan sosial ekonomi, hingga pengaruh lingkungan pergaulan.
"Ini harus menjadi kewaspadaan bersama. orangtua dan sekolah perlu aktif menciptakan lingkungan yang aman serta suportif bagi anak," tambahnya.
Pelayanan Spesialis hingga ke Desa
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menyebutkan, program speling ditujukan untuk menjangkau masyarakat hingga ke desa-desa yang belum memiliki akses optimal ke dokter spesialis.
"Selama ini, masyarakat desa banyak yang belum mengenal atau memahami peran dokter spesialis."
"Dengan speling, kami hadirkan layanan kesehatan gratis hingga ke pelosok," kata Ahmad Luthfi.
Program ini dijalankan dengan dukungan rumah sakit milik pemerintah dan swasta yang tergabung di 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6,7 Persen Warga Jateng Terdeteksi Alami Gangguan Jiwa Lewat Program Dokter Keliling"
Baca juga: UIN Saizu dan UT Purwokerto Tingkatkan Kerjasama Sinergis Bidang Internasionalisasi Kampus 4
Baca juga: Kepala Disdik Kota Semarang Bereaksi, Kunjungi Rumah Bocah SD yang Viral Lewati Sungai ke Sekolah
Baca juga: Cerita Yudi Roban Timur Batang Rumah Digusur Laut Empat Kali Akibat Abrasi
Baca juga: 44 Sekolah di Karanganyar Ikuti Seleksi Sekolah Adiwiyata 2025 Tingkat Kabupaten