TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebuah fakta diungkap secara terang-terangan oleh bos ChatGPT OpenAI, Sam Altman.
Dia menyebut, hasil percakapan seseorang dengan ChatGPT ternyata bisa membawa dampak besar, salah satunya berkaitan dengan hukum.
Arti sederhananya, seseorang bisa terjerat kasus hukum, hanya melalui bukti percakapan di ChatGPT.
Ini yang kemudian menjadi satu kekhawatiran olehnya jika suatu ketika terjadi.
Baca juga: Menikah 12 Tahun Punya 2 Anak, Wanita Ini Gugat Cerai Suami yang Diramalkan Selingkuh oleh ChatGPT
Baca juga: Cara Unik Pasutri Asal Yogyakarta Tentukan Nama Anak Pertama, Semua Pertimbangan Diakomodir ChatGPT
Penggunaan ChatGPT kini semakin meluas karena kemampuannya membantu berbagai tugas.
Mulai dari merangkum dokumen hingga menjawab pertanyaan kompleks.
Kemudahan ini membuat banyak orang mengandalkannya dalam pekerjaan sehari-hari maupun kebutuhan pribadi, tanpa berpikir panjang soal dampak jangka panjangnya.
Di balik kecanggihannya tersebut, CEO ChatGPT OpenAI, Sam Altman mengingatkan agar pengguna lebih berhati-hati.
Sam Altman mengungkapkan, percakapan dengan ChatGPT tidak dilindungi secara hukum.
Artinya, informasi yang dibagikan pengguna dapat digunakan sebagai bukti dalam kasus hukum.
Meskipun itu obrolan yang bersifat pribadi atau sensitif sekali pun.
Sam Altman menyebut, kondisi ini sebagai hal yang sangat kacau.
Dia mengatakan, OpenAI secara hukum wajib menyimpan percakapan, termasuk yang sudah dihapus.
"Jadi, kalau bicara dengan ChatGPT tentang hal-hal paling sensitif, lalu ada gugatan atau semacamnya, kami mungkin diharuskan untuk menunjukkannya."
"Menurut saya itu sangat kacau," kata Sam Altman seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (1/8/2025).