Di Balik Terbunuhnya Penagih Utang Oleh Terduga Nasabah, Warga Mengepung Polsek

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pembunuhan. Fakta di balik terbunuhnya seorang penagih kredit koperasi bernama Pandra Apriliandi di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

TRIBUNJATENG.COM - Kehebohan terjadi akaibat terbunuhnya seorang penagih kredit koperasi bernama Pandra Apriliandi di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

Masyarakat yang tak terima pun meminta keadilan segera ditegakkan.

Massa juga sudah membakar rumah terduga pelaku.

Berikut fakta lengkap kasus terbunuhnya penagih utang.

Baca juga: Kakek 73 Tahun di Banyumas Setubuhi Gadis Disabilitas, Korban Diberi Imbalan Rp 100 Ribu

Mengapa masyarakat mengepung polsek?

Kejadian ini menjadi sorotan publik setelah viral di berbagai platform media sosial pada Selasa, 29 Juli 2025, sekitar pukul 23.30 WIB.

Ratusan warga berkumpul di kompleks kantor Polsek Natar, untuk menanyakan perkembangan mengenai seorang pegawai koperasi yang hilang, yaitu Pandra Apriliandi.

Pandra diketahui hilang sejak Minggu, 27 Juli 2025, saat melaksanakan tugasnya menagih kredit kepada nasabah.

Bagaimana korban ditemukan?

Titik terang mengenai keberadaan korban ditemukan pada Kamis, 31 Juli 2025, ketika rekan-rekan Pandra melakukan pencarian secara mandiri.

Mereka menemukan jasad Pandra dalam keadaan mengapung di Sungai Natar.

Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Komisaris Besar Yuni Iswandari, mengonfirmasi bahwa identitas jasad tersebut adalah Pandra, yang sebelumnya dilaporkan hilang.

Identitasnya diverifikasi oleh pihak keluarga yang mengenali pakaian yang dikenakan oleh korban di Rumah Sakit Bhayangkara.

Apa yang terjadi pada rumah terduga pelaku?

Setelah jasad Pandra ditemukan, rumah terduga pelaku pembunuhan dibakar oleh massa pada Kamis, 31 Juli 2025.

Terletak di Dusun Purworejo, Desa Branti Raya, Kecamatan Natar, rumah tersebut adalah milik keluarga pelaku.

Pembakaran tersebut terjadi setelah penemuan jasad Pandra di sungai, dan situasi di lokasi itu terlihat ramai dengan kehadiran massa.

Apakah korban dijebak?

Dugaan bahwa Pandra dijebak pelaku untuk mengambil uang juga muncul.

Paman Pandra, Andi, menjelaskan bahwa korban mendatangi rumah pelaku, yang merupakan salah satu nasabah koperasi tempatnya bekerja, pada hari Minggu sebelum ia dinyatakan hilang.

Informasi ini diperoleh dari kekasih Pandra, yang melakukan video call dan menanyakan keberadaan korban.

Saat itu, Pandra menyatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan untuk mengambil uang.

Setelah sekitar 10 menit, ponsel Pandra tidak dapat dihubungi lagi.

Apa hasil otopsi terhadap korban?

Hasil otopsi menunjukkan bahwa Pandra diduga tewas akibat pendarahan masif di leher.

Dokter spesialis forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara, I Putu Swartama, mengungkapkan bahwa terdapat trauma tajam pada leher korban.

Luka tersebut menyebabkan dua sudut tajam yang memotong pembuluh darah besar di sisi kanan dan kiri, serta menyayat tenggorokan hingga mencapai tulang leher ketiga.

Kasus ini masih dalam proses penyelidikan, dan masyarakat berharap agar keadilan dapat ditegakkan bagi Pandra Apriliandi. (Kompascom)

Berita Terkini