Mereka bersaudara dan senang bermain bersama sepanjang hari. Namun suatu hari, ibu mereka tahu sudah waktunya bagi mereka untuk membangun rumah sendiri dan menjadi mandiri.

“Ingatlah, anak-anakku,” kata ibu mereka, “dunia ini memang penuh tipu daya, jadi bangunlah rumah kalian dengan kuat dan kokoh agar kalian aman dari bahaya.”

Dengan pelukan dan ciuman, ketiga babi kecil itu mengucapkan selamat tinggal kepada induknya dan memulai perjalanan untuk menemukan tempat yang sempurna untuk membangun rumah mereka.

Porky, yang paling malas, segera menemukan tumpukan jerami di dekatnya dan memutuskan bahwa itu adalah tempat yang tepat untuk membangun rumahnya.

Dengan sedikit usaha, ia membangun rumah jerami yang nyaman dan berseru, "Aku sudah selesai! Sekarang aku bisa bersantai dan bermain sepanjang hari."

Petunia sedikit lebih rajin. Ia menemukan beberapa batang kayu dan ranting, lalu mulai membangun rumahnya.

Memang butuh waktu lebih lama, tetapi ia berhasil menciptakan rumah mungil yang menawan.

Percy, yang paling bijaksana di antara ketiganya, tahu bahwa kerja keras akan membuahkan hasil.

Ia mencari material terkuat yang bisa ia temukan dan akhirnya memilih batu bata.

Ia dengan hati-hati menumpuk dan merekatkan batu bata tersebut, menciptakan rumah yang kuat dan andal.

Suatu sore, saat matahari terbenam, seekor serigala besar yang jahat mendatangi ketiga babi kecil itu.

Ia lapar dan mengincar babi-babi yang lezat itu. Serigala itu pertama kali menemukan rumah jerami Porky.

“Babi kecil, babi kecil, biarkan aku masuk!” serigala itu mendengus dan menggembung.

Namun Porky yang malas pun menjawab, “Bukan sebesar rambut daguku!”

Dengan geraman dan embusan yang kuat, serigala itu merobohkan rumah jerami Porky.