Berita Viral

Tio Pasang Bendera One Piece Sebagai Wujud Protes Kebijakan Zero ODOL

Penulis: Rezanda Akbar D
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Sebuah bendera bergambar tengkorak bertopi jerami berkibar pelan di belakang truk kontainer berwarna orange yang terparkir di tepi jalan Abdulrahman Saleh, tak jauh dari rumah dinas Wali Kota Semarang. 


Di bagian atas bak belakang sebelah kanan, bendera itu menempel mencolok simbol yang tak biasa, tapi kian sering terlihat belakangan ini yakni bendera bajak laut bertopi jerami milik karakter bajak laut Monkey D. Luffy, dari serial animasi One Piece.


Setyo, sopir truk yang akrab disapa Tio, sedang sibuk memilih botol minuman dan beberapa bungkus camilan dari dalam minimarket terdekat. 


Ia hanya meninggalkan truknya sejenak untuk membeli bekal sebelum kembali menarik muatan menuju Jawa Barat. 


Saat kembali ke truk, ia memperhatikan bendera itu sejenak. 


“Saya beli dua, satunya masih di dalam truk, tapi yang satunya ini sudah saya pasang,” ujarnya sambil tersenyum, Rabu (6/8/2025).


Namun di balik senyuman itu, tersimpan keresahan yang dia rasakan sebagai supir truk, sehingga memasang bendera tersebut sebagai wujud kritik.


“Saya pribadi alasannya masang bendera karena kurang sreg sama kebijakan Zero ODOL. Ini sebenarnya ya bentuk solidaritas. Sesama sopir truk. Kami ini yang di jalan terus, tapi sering jadi korban peraturan,” kata Tio dengan nada getir.


Bendera Sebagai Tanda Protes


Bagi Tio, bendera bajak laut bukan sekadar hiasan atau sekadar suka pada film animasi Jepang itu.


“Saya tahu One Piece. Itu ceritanya bajak laut, tapi justru membasmi kejahatan. Simbol perlawanan tapi tetap punya hati,” ucapnya. 


Ia merasa terwakili oleh karakter itu melawan sistem yang dianggap tidak adil, dengan caranya tersendiri.


“Kita ini orang kecil. Di negeri sendiri, rasanya belum benar-benar merdeka. Ya, kalau orang atas (pejabat-red), mungkin enggak ngerasain," ujarnya.


Tio menyebut alasan dia mengibarkan bendera itu lantaran kecewa dengan peraturan Zero ODOL (Over Dimension Over Loading).


Penindakan yang makin intens sejak awal tahun ini membuat para sopir merasa menjadi pihak yang paling disalahkan.

Halaman
12

Berita Terkini