Insiden tersebut langsung menyulut kemarahan warga sekitar. Simpatri dihajar massa di tempat kejadian sebelum diamankan oleh pihak berwenang.
Dalam pemeriksaan di Mapolres Pinrang, Simpatri mengakui bahwa ia tidak memiliki niat untuk menikah dan hanya ingin mengambil keuntungan dari korban.
“Dia yang ajak kenalan di TikTok dan dia juga yang ajak menikah. Saya hanya live di TikTok dengan cadar, lalu dia mulai tertarik. Saya hanya ingin manfaatkan,” ujar Simpatri saat dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
Kapolsek Lembang, Iptu Ridwan Mustari, membenarkan bahwa kejadian ini sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut.
“Identitas pelaku terbongkar saat prosesi pernikahan akan berlangsung. Setelah warga curiga, pelaku diminta membuka cadarnya dan ternyata seorang pria,” jelasnya kepada media, Rabu (13/8/2025).
Kisah ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan, terutama yang dimulai dari media sosial.
Identitas palsu dan penipuan digital semakin marak, bahkan bisa sampai pada tahap serius seperti rencana pernikahan.
Kasus penipuan Simpatri ini menunjukkan bagaimana kemajuan teknologi bisa dimanfaatkan secara negatif oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.