Berita Wonosobo

Spanduk Kawal Dana Desa Terbentang di Pagar Kantor Pemdes Wonokerto Wonosobo, Ada Apakah?

Penulis: Imah Masitoh
Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PROTES WARGA - Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo bentangkan spanduk di pagar balai desa, Kamis (14/8/2025). Hal ini sebagai bentuk protes warga atas ketidakpuasan terhadap beberapa persoalan di pemerintah desa setempat.

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo menyuarakan suara mereka melalui spanduk yang dipasang di balai desa. 

Dari foto yang beredar terlihat bentangan spanduk putih memanjang terpasang di pagar balai desa.

Salah satunya bertuliskan #KAWAL DANA DESA, berwarna hitam.

Baca juga: Peringatan Hari Pramuka ke-64, Bupati Wonosobo Tekankan Ketahanan dan Karakter

Baca juga: Senderan Rumah Sukirman di Wonosobo Ambruk Timpa Kandang Ternak dan Motor, Pemicunya Hujan 2 Jam

Aksi ini bentuk protes warga terhadap beberapa persoalan di desa.

Mulai dari aset desa, dana Unit Pengelola Kegiatan (UPK), hingga pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

M Husni Mubarok, tokoh masyarakat setempat mengatakan, keresahan warga mencuat sejak adanya pertemuan warga pada Selasa (12/8/2025) malam.

Pertemuan tersebut dihadiri tokoh masyarakat, perangkat desa, hingga perwakilan RT dan RW yang salah satunya membahas polemik di desa.

“Ada tiga topik utama yaitu saldo BUMDes yang tidak sinkron, dugaan penggadaian aset, dan ketidakterlibatan masyarakat dalam proyek pembangunan,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).

Warga menyoroti adanya selisih saldo pada laporan keuangan BUMDes yang menjadi pertanyaan.

“Yang saya tahu, dari pernyataan sebelumnya disebut sisa Rp8 juta, padahal dahulu ada Rp42 juta,” ucapnya.

Selain tentang keuangan BUMDes, warga juga mempertanyakan perihal inventaris aset desa, Husni menyebut aset desa berupa sepeda motor sempat dipertanyakan keberadaannya.

“Motor Vario sebelumnya belum ada, tapi saat warga menuntut dan unitnya akhirnya muncul,” sebutnya.

Husni juga menyinggung dugaan intervensi terhadap BUMDes pada 2023.

“Karena BUMDes kami berprestasi dapat dana bantuan Rp10 juta dari provinsi itu penyaluran lewat desa." 

"Tapi Direktur tidak terima utuh, hanya Rp5 juta, sisanya dipotong."

"Akhirnya Direktur tidak mau tanda tangan dan saat itu ada pergantian pengurus baru tanpa musyawarah,” jelasnya.

Baca juga: Kapolres Wonosobo: AKP Susiyono Jabat Kapolsek Kaliwiro, Iptu Sudigdo Kapolsek Mojotengah

Baca juga: Anak Muda Maduretno Gairahkan Kembali Bundengan, Musik Bambu Khas Wonosobo

Bentuk ketidakpuasan itu warga lampiaskan dengan membentangkan spanduk di pagar balai desa setempat.

“Saya netral."

"Ini murni keresahan masyarakat."

"Banyak juga anak muda yang merasa kecewa karena tidak dilibatkan dalam kegiatan," ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Wonokerto, Deny Setya Wibowo menegaskan bahwa seluruh aset desa masih lengkap dan bisa dibuktikan.

“Semua aset itu ada di desa."

"Motor trail, Versa putih, Vario ada, mobil ada, semua berplat merah."

"Surat-suratnya juga kami tunjukkan di Musdes,” ujarnya.

Dia pun membantah adanya penggadaian aset.

Dia mengatakan, semua aset ada dan dapat dipertanggungjawabkan.

Terkait dana UPK, Deny menyebut itu merupakan dana sosial yang telah disalurkan kepada empat kelompok masyarakat dan seluruh prosesnya telah dipertanggungjawabkan secara administratif.

“Dana UPK itu dibagikan ke kelompok-kelompok di Wonokerto."

"Dari kami dibagi empat kelompok dan sudah di-SPJ-kan,” ungkapnya.

Soal pengurus BUMDes, dia menyebut pengunduran diri pengurus terjadi atas alasan pribadi.

“Pengurus lama mundur karena alasan pribadi semua ada suratnya."

"Aset dan dana BUMDes masih ada semua, tercatat di unit simpan pinjam dan perdagangan,” lanjutnya.

Deny menilai dinamika ini tidak lepas dari suasana menjelang Pilkades.

Dia pun memastikan situasi desa saat ini tetap kondusif.

“Itu pro-kontra politik, mungkin rival-rival saya mencari kesalahan lewat media."

"Masyarakat tenang, hanya segelintir orang yang mengangkat isu ini."

"Kami sudah lakukan musyawarah desa, semua data pertanggungjawaban ada," pungkasnya. (*)

Baca juga: Pramuka Kabupaten Batang Siap Jadi Garda Terdepan Bangun Ketahanan Bangsa

Baca juga: SMP Negeri 1 Kedungwuni Siap Terapkan 5 Hari Sekolah, Percontohan di Kabupaten Pekalongan

Baca juga: Mimpi Apa Semalam, 2 Siswa Dapat Hadiah Sepatu dari Bupati Batang, Istiqomah Jalan Kaki ke Sekolah

Baca juga: MENCEKAM, Detik-detik Kontainer Jatuh Timpa Siswa SD di Banjarbaru, 2 Anak Patah Tulang

Berita Terkini