Berita Semarang

Tanggapi BRT Sering Mogok, Dewan: Perlu Diremajakan dan Penambahan Armada Cadangan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NAIK BRT - Pelajar menunggu antrean naik BRT Trans Semarang di Shelter Simpanglima Semarang, Selasa (3/6/2025). Sebagian pelajar di Kota Semarang mulai memanfaatkan fasilitas layanan transportasi umum BRT Trans Semarang secara gratis.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Anggota DPRD Kota Semarang, Siti Roika menanggapi keluhan warga terkait sejumlah permasalahan yang terjadi pada armada Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Semarang.

Salah satu keluhan utama datang dari warga yang menggunakan BRT di rute menuju Cangkiran yang sering mogok, terutama saat melintasi tanjakan.

"Hal ini sudah kami tangkap informasi-informasinya, sudah kami terima sampai ke teman-teman Dewan, khususnya di Komisi C, yang garap Komisi C.

Saya paham betul rasa kesal warga ketika BRT mogok di tengah perjalanan, apalagi saat tanjakan itu kan riskan ya dan cukup waspada," ujar Ika, sapaannya saat dihubungi Tribun Jateng, Jumat (15/8/2025).

Menurutnya, kondisi ini justru bertolak belakang dengan tujuan awal pengadaan BRT yang diharapkan bisa memudahkan mobilitas masyarakat.

Dalam praktiknya, ia menyebut telah menerima laporan warga terkait adanya beberapa armada kerap mengalami mogok, AC mati, bahkan mengeluarkan asap dari knalpot, yang menunjukkan perlunya peremajaan armada.

"Belum ada tindak lanjut dan ini nanti kami akan komunikasikan dengan Komisi C. 

Memang dari Komisi C itu akan segera menindaklanjuti ini, melakukan evaluasi dan kalau perlu Dishub (Dinas Perhubungan) ini memberikan teguran kepada vendor yang tidak memenuhi standar pelayanan (BRT),” jelasnya.

Menurutnya, DPRD juga mengusulkan adanya penambahan armada cadangan untuk mengantisipasi mogok di tengah jalan.

"Jadi kalau memang yang sudah rusak itu segera diremajakan dan kalau bisa ada bus cadangan ya.

Kalau seandainya di tengah perjalanan dengan penumpang yang penuh itu terjadi mogok di tengah jalan, harapannya ada bus cadangan yang nyusul. Biar masyarakat itu tidak terganggu kepentingannya gitu loh," tegasnya.

Sementara itu, Ika menambahkan, selain koridor Cangkiran, beberapa koridor lain yang juga banyak dikeluhkan warga adalah Terboyo, Unnes-Undip, hingga Penggaron–Polines–Srondol.

Berdasarkan laporan yang masuk, sebutnya, masalah yang sering muncul di antaranya keterlambatan waktu tempuh hingga 25 menit, bus mogok di tengah jalan, dan armada yang mengeluarkan asap.

"Di Sigarbencah itu juga terjadi kemogokan dan ini menyebabkan kemacetan di kawasan Mateseh, Tembalang.

Nah, yang Sigarbencah kan memang agak nanjak itu ya? Kemudian arah Stasiun Tawang, itu juga ada keluhan sama: mogok," sebutnya.

Halaman
12

Berita Terkini