Melihat Kawan Terombang-ambing Ombak
Di kejauhan, Hartono melihat sosok terombang-ambing di lautan. Awalnya ia kira bendera jaring nelayan, ternyata manusia.
Dari jaket pelampung yang dipakai, ia mengenali itu Andi pemancing ke-12 yang menyusul setelah ke-11 pemancing termasuk Hartono dan Sigit berada di Dam Merah.
"Saya itu lihat Andi sempat pegangan di dam, mungkin pegangan tali dia sempat bertahan," kata Hartono.
"Terus kemudian saya lihatin ombak, gak lama kok ada yang terapung di laut. Saya sempat mengira itu tanda jaring nelayan," sambung Hartono.
Saat itu, Sigit menyadari bahwa itu bukan penanda jaring milik nelayan. Namun seseorang yang terombang ambing dilautan.
“Kadang kelihatan kepala, kadang kelihatan tangan, terus saya bilang sama Mas Har, itu bukan penanda jaring tapi orang,"
"Terus saya lihat kok orang (Andi) yang berpegangan itu ga ada,” ujar Sigit.
Hartono sempat menunjuk ke arah tubuh itu ketika kapal nelayan yang menjemput datang, dengan tujuan untuk melakukan evakuasi terlebih dahulu.
Dia sempat mengira kapal tersebut akan menghampirinya, namun justru kapal berjalan terlebih dahulu ke darat.
"Mungkin sudah tidak kuat atau gimana, tapi waktu itu kapal ke darat dahulu," tutur Hartono.
Tak lama, sesuatu yang lain ikut menghampiri.
Sosok tak bergerak, mengenakan pakaian merah dengan tubuh telungkup terbawa arus mendekati dam buntut.
Setelah tersapu ombak tubuhnya terbalik baru Hartono dan Sigit bisa mengenali itu adalah Pujo.
Hartono dan Sigit saat berada di kursi besi, ingin menolong meski sadar hampir mustahil.