TRIBUNJATENG.COM,SOLO - Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka merespons usulan gerbong khusus untuk merokok yang santer dibicarakan.
Gibran menanggapi usulan gerbong khusus untuk merokok di rangkaian kereta api yang digagas oleh anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKB Nasim Khan.
Gibran tegas mengatakan bahwa usulan itu tidak sesuai dengan program yang dicanangkan Presiden Prabowo.
"Sekali lagi untuk Bapak Ibu anggota DPR yang terhormat, saya mohon maaf ini masukannya kurang sinkron dengan program dari Bapak Presiden," ujarnya saat berkunjungi di Stasiun Balapan, Minggu (24/8/2025)
Menurutnya, pemerintahan Prabowo-Gibran tengah serius menggarap peningkatan kesehatan masyarakat lewat berbagai program.
Selain program pengecekan kesehatan gratis, pengentasan stunting, pemerintah juga terus menguatkan regulasi guna menekan jumlah perokok aktif di Indonesia.
Hal itulah yang membuatnya berpandangan jika usulan itu tak selaras.
"Sudah ada SE (Surat Edaran), sudah ada undang-undangnya, sudah ada PP-nya (Peraturan Pemerintah) yang menyatakan bahwa yang namanya transportasi umum itu adalah kawasan bebas rokok," tegas.
Kendati demikian, Gibran tetap menaruh hormat terhadal usulan itu.
Namun karena hal iti dianggap bukan sebagai prioritas, hal itu tidak akan direalisasikan dalam waktu dekat.
Selain itu, Wapres menyebut tidak semua usulan bisa direalisasikan PT KAI mengingat keterbatasan keuangan negara.
"Ruang laktasi di gerbongnya mungkin toiletnya, kamar mandinya bisa dilebarkan sehingga ibu-ibu bisa mengganti popok bayi dengan lebih nyaman. Saya kira itu lebih prioritas (ketimbang gerbong rokok)," katanya.
Sebelumnya, Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Nasim Khan menjadi perbincangan publik usai mengusulkan adanya gerbong kereta khusus untuk tempat merokok pada rangkaian kereta jarak jauh.
Usai pernyataan dalam rapat dengar pendapat di DPR bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini berujung viral, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menjelaskan bahwa fakta di lapangan, banyak mereka yang mau merokok terpaksa sembunyi-sembunyi, seperti di dalam toilet, sambungan gerbong atau ke peron ketika kereta berhenti.
"Faktanya, di lapangan, masih ada yang merokok sembunyi-sembunyi di toilet atau sambungan gerbong, keluar stasiun, area publik dan itu lebih berbahaya. Dengan adanya ruang khusus, justru bisa lebih aman dan tertib," kata Nasim kepada wartawan, Sabtu (23/8/2025).