Berita Kendal

Jeritan Petani Tembakau di Kendal Imbas Cuaca Buruk, Hasil Panen Menghitam Dijual Rp 10 Ribu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JEMUR TEMBAKAU - Petani tembakau tengah menjemur tembakau hasil panen di lapangan desa di Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal, Minggu (24/8/2025). Petani menjerit karena harga jual tembakau anjlok akibat cuaca buruk


Kasidi berharap harga jual tembakau di kalangan petani bisa kembali normal. Sehingga petani tidak merasa dirugikan.


"Ya harapannya semoga bisa segera kembali normal. Untuk biaya sudah tak terhitung berapa banyak," ujarnya.


Cuaca Buruk Sampai September


Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkap hujan disertai cuaca ekstrem, masih akan terus berlanjut hingga September di wilayah Samudera Hindia.


Fenomena itu terjadi akibat adanya aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), yang dapat mempengaruhi pola cuaca dan curah hujan di berbagai wilayah, terutama di daerah tropis.


Namun, potensi cuaca ekstrem di pesisir utara justru akan berakhir lebih cepat dibanding wilayah Samudera Hindia.


Hal ini bisa dimanfaatkan oleh nelayan untuk memaksimalkan hasil tangkapan saat melaut.


"Untuk wilayah pantai utara, cuaca ekstrem akan bertahan hingga akhir Agustus," sambungnya.


Guswanto menjelaskan, Agustus tahun ini seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun adanya aktivitas MJO membuat cuaca mengalami perubahan.


"Sebenarnya saat ini sudah masuk musim kemarau, tapi disela musim kemarau masih ada MJO. Musim kemarau datangnya mulai Juni, Juli sampai Agustus, itu masuk kemarau," paparnya.


Setelah musim kemarau berakhir, masyarakat diimbau mewaspadai juga musim pancaroba yang akan terjadi pada September hingga November.


Di musim peralihan itu juga, biasanya terjadi perubahan suhu, kelembapan, serta kondisi lingkungan yang tidak stabil yang dapat memengaruhi daya tahan tubuh.


"Kami minta masyarakat tetap tenang terhadap potensi cuaca ekstrem di musik kemarau ini," ujarnya.


Menurut Guswanto, musim hujan tahun ini akan bergulir mulai Desember 2025 hingga Februari 2026. 


Di musim itu, ia juga meminta masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana dengan tidak melakukan aktivitas di daerah rawan.


Selain itu, masyarakat juga diminta waspada saat melintas di area jalan tol yang berpotensi menciptakan titik aquaplaning di musim penghujan.


"Hindari daerah rawan bencana, misalnya bantaran sungai dan juga tidak berkegiatan jauh dari rumah untuk keselamatan,"


"Tetap monitor setiap informasi perubahan cuaca dari BMKG." tandasnya. (ags)

Berita Terkini