Jalan Ninja Arya Daru Dikisahkan Subaryono Ayahnya, Selalu Bilang I Am Ok

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

7 PERNYATAAN KELUARGA - Keluarga Arya Daru resmi menunjuk dua kuasa hukum untuk mengusut kematian sang diplomat. Simak pernyataan lengkapnya.

TRIBUNJATENG.COM - Arya Daru Pangayunan selalu menceritakan kesehariannya kepada keluarga.

Dia mencintai pekerjaannya sebagai diplomat yang tak kenal waktu karena dunia ini berputar 24 jam.

Arya Daru selalu bilang, Iam ok.

Baca juga: Tak Hanya Amplop Misterius dan IG Tiba-tiba Aktif, Ini 7 Pernyataan Keluarga Soal Kematian Arya Daru

Jalan Ninja

Keluarga Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan akhirnya buka suara setelah polisi mengungkap hasil penyelidikan soal kematian sang diplomat muda di kamar kos beberapa waktu lalu.

Sabtu (23/8/2025) sore di Kotagede, Yogyakarta, keluarga Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan diwakili oleh ayah Daru Subaryono, memberikan pernyataan terbuka di depan media massa. 

Mengenakan batik berkacamata, Subaryono memulai mengungkapkan perjalanan keluarga termasuk karir Daru.

Singkat cerita, Subaryono mengungkapkan anaknya sejak muda sudah memiliki sikap melawan melawan arus.

Sang ayah mengistilahkan anaknya memilih 'jalan ninja' dan bekerja keras sesuai dengan keinginannya.

Arya Daru Pangayunan dimata ayahnya merupakan sosok yang bertanggung jawab.

Pada awal karirnya, Arya Daru muda yang sudah menikah bekerja sebagai tutor bahasa Inggris di Jakarta.

Dia kos di daerah kelapa gading, Jakarta dengan status menikah muda. 

Hingga pada momen tertentu, dia melihat rekan satu profesi tutor bahasa Inggris mendaftar sebagai lokal staf di Kanada.

Arya Daru pun mendapatkan ide untuk melakukan langkah serupa.

Namun Arya Daru mendaftar sebagai lokal staf Myanmar. 

"Kala itu dia belum berstatus ASN, dia bekerja disana untuk membiayai istrinya yang sudah hamil itu,"kata Subaryono.

Jadi diplomat

Ketika berada di Myanmar, takdir berkata lain, lulusan hubungan Internasional UGM itu bertemu dengan seorang diplomat.

"Doktor Sigit, seorang diplomat yang tahu kemampuan Daru, kemudian dia diangkat sebagai asiten utamanya, dibidang politik,"kata Ayah Daru.

Pada 2013, Arya Daru mengikuti tes, kemudian pada 2014 diterima sebagai ASN di Kemenlu.

Pada perjalanan karirnya sebagai ASN Kemenlu, dengan skema tertentu, Arya Daru bekerja di dua negara, Timor Leste dan Argentina. 

"Dia selalu mengabarkan keberadaanya kepada kami, karena sudah canggih tak ada jarak."katanya.

Selanjutnya, Subaryono ayah Arya Daru ini juga mengungkapkan, ada momen Arya Daru memberitahukan bahwa dirinya ditempatkan direktorat perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI).

"Oke, terus, kerjaan itu mungkin tak seperti yang ada di tv, yang mana diplomat pakai jas, dasi, masuk ruangan untuk melakukan negosiasi atau apa,"kata Subaryono menirukan perkataan anaknya. 

Arya Daru mengatakan kepada ayahnya yang akrab panggil Dad bahwa pekerjaan itu harus siap dipanggil kapan saja jika dibutuhkan untuk perlindungan WNI. 

"Karena dunia ini kan 24 jam, tak bisa bekerja di jam Indonesia, diceritakan yang bersifatnya kemanusiaan,"ujarnya. 

Misalnya, ABK yang meninggal di kapal asing, Arya Daru ikut mengurus kepulangan ke Indonesia.

Contoh lain, dia harus melakukan koordinasi dengan kerabat korban. 

"Menjelaskan kepada keluarga hingga alamat, bisa kasus kecelakaan, kriminalitas,"katanya. 

Arya Daru juga pernah ditugaskan ke Arab untuk menjadi ketua tim untuk melakukan terapi ke TKW dan TKI.

"Itulah pekerjaan Daru sebagai diplomat dan selama ini selalu mengatakan 'I am ok,"katanya.

Promosi ke Finlandia

Setelah tiga tahun bekerja, Arya Daru mendapatkan promosi ke Finlandia. 

Finlandia, menurut Subaryono yang juga diplomat itu adalah kabar mengembirakan. 

"Istrinya sudah menyiapkan, sudah fix, mobil sudah dijual, istri sudah pamit untuk anak-anak pindah sekolah dari Jogja ke Finlandia,"ungkap Subaryono. 

Bahkan karena tugas anaknya itu, Subaryono mendapatkan privilege mendapatkan dibuatkan paspor dan sudah jadi. 

"Itu perjalanan hidup kami dengan perjuangan yang luar biasa dan itu hilang. Kami tak membayankan anak kami meninggal dengan cara seperti itu, apa salah kami? Dan suatu saat akan terungkap kebenaran,"ujarnya.

"Anak saya tidak takut pada gelap, berjuang sendiri hingga berjuang untuk keluarganya,"kata Subaryono. 

Pernyataan Subaryono itu secara tersirat mengatakan anaknya tidak ada indikasi hidupnya tak bahagia hingga mengalami depresi dan berakhir seperti ketika kali terakhir ditemukan di kamar kos. 

Temuan Jenazah Arya Daru

Berikut adalah runtutan temuan jenazah Arya Daru di kamar kos pada awal Juli 2025: 

Senin, 7 Juli 2025

* 07.03 WIB: Arya berangkat dari kosnya di Gondangdia, Jakarta Pusat.

* 07.20 WIB: Tiba di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan bekerja seperti biasa.

* 17.52 WIB: Terpantau di mal Grand Indonesia bersama dua kolega (berinisial V dan D).

* 21.18 WIB: Terlihat mengantre taksi di mal. Awalnya menuju bandara, tapi kemudian mengubah tujuan ke kantor Kemlu.

* 21.39 WIB: Tiba kembali di Gedung Kemlu.

* 21.43–23.09 WIB: Berada di rooftop lantai 12 Gedung Kemlu. Turun tanpa membawa tas gendong dan tas belanja yang sebelumnya dibawa.

Malam-Dini Hari

* Arya kembali ke kosan, sempat terlihat membuang sampah.

* Pintu kamar terkunci dari dalam. Tidak ada aktivitas mencurigakan dari luar.

Selasa, 8 Juli 2025

* Pagi hari: Arya ditemukan tewas di atas kasur oleh penjaga kos. Kepala tertutup lakban kuning. (Tribun Jogja)

Berita Terkini