TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Antusiasme Indah tak bisa disembunyikan saat menguleni adonan untuk dibuat menu odeng saat mengikuti pelatihan tata boga di Balai Latihan Kerja (BLK) Kudus, Selasa (26/8/2025). Dia bersama kawan satu timnya yang beranggotakan delapan orang berbagi tugas dalam membuat menu tersebut.
Minat dan ketertarikan Indah kali ini karena menu odeng merupakan hal baru baginya. Makanan yang terbuat dari bahan ikan tenggiri yang memiliki tekstur kenyal sebelumnya belum pernah dibuat Indah.
“Jadi ini memang menu odeng merupakan pengalaman pertama membuatnya. Jadi hal baru bagi saya, bisa saya tiru nantinya,” kata Indah Ekowati.
Selama meracik bumbu dan bahan baku adonan membuat odeng, perempuan 37 tahun asal Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kudus tersebut senantiasa dipantau oleh mentor pelatihan Chef Veronica. Sesekali mentor tersebut memberikan arahan terkait tata cara mengolah yang tepat.
“Ya tentunya senang, diarahkan sama pakarnya. Ini jadi pengalaman berharga bagi saya,” ujar Indah.
Pengalaman berikut keterampilan yang didapat selama pelatihan akan dikembangkan Indah sebagai penambah menu jualan. Sebab, selama Indah merupakan anggota Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Car Free Day (CFD) yang berjualan gado-gado dan pecel saat akhir pekan di sekitaran Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.
“Harapannya bisa menambah penghasilan dari membuat menu baru untuk dijual,” kata Indah.
Indah merupakan satu di antara 96 anggota Paguyuban PKL CFD yang mengikuti pelatihan tata boga. Selama tiga hari sejak 26 sampai 29 Agustus 2025, anggota PKL tersebut akan mendapatkan pelatihan tata boga dengan bermacam menu yang dipraktikkan saat pelatihan.
Ketua Paguyuban PKL CFD Yanuar Hilmi menuturkan, pelatihan yang pihaknya selenggarakan dengan menggandeng BLK Kudus merupakan upaya untuk menambah wawasan kepada anggotanya agar memiliki referensi menu baru untuk dijual. Selain odeng, menu yang diajarkan dalam pelatihan kali ini yaitu Ichigo Daifuku.
Tidak hanya itu, pelatihan ini juga ditujukan agar anggota PKL memiliki pemahaman yang sama akan pentingnya profesionalisme dalam berjualan dan mampu mengembangkan hasil produknya.
“Artinya dari pelatihan ini ada kontribusi positif yang bisa didapat oleh anggota PKL CFD,” kata Yanuar.
Yanuar juga mendorong agar para PKL turut serta mengembangkan keterampilan yang didapat selama pelatihan untuk dijadikan produk jualan. Dengan begitu, harapannya ada tambahan penghasilan.
“Jadi menu yang dijual bisa variatif,” katanya.
Dalam kesempatan ini Wakil Bupati Kudus Bellinda Birton yang berkesempatan membuka pelatihan tersebut berharap agar para peserta bisa sungguh-sungguh selama mengikuti pelatihan. Pasalnya, hasil dari kesungguhan tersebut bisa dipraktikkan saat berjualan agar mutu berikut kualitas produk makanan yang dijual PKL benar-benar terjamin.
“Selain itu produk makanannya juga layak untuk dikonsumsi,” kata dia.