Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

RS Kariadi Rujuk Pasien Ke Rumah Sakit Lain Untuk Mencegah Layanan IGD Membuludak

RSUP Kariadi gandeng BPJS Kesehatan gelar forum komunikasi publik secara online, Selasa (26/8/2025).

TRIBUN JATENG/HUMAS RSUP KARIADI
FORUM DISKUSI-RSUP Forum bertajuk  "Meningkatkan kualitas dan responsivitas  pelayanan kegawatdarutan IGD" yang digelar RS Kariadi secara daring, Selasa (26/8/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- RSUP Kariadi gandeng BPJS Kesehatan gelar forum komunikasi publik secara online, Selasa (26/8/2025).

Pada forum bertajuk  "Meningkatkan kualitas dan responsivitas  pelayanan kegawatdarutan IGD" RS Kariadi terbuka penyebab kondisi IGDnya yang penuh.

Namun RS Kariadi memiliki solusi untuk mengatasi hal itu dengan sejumlah program untuk meningkatkan layanannya.

Kepala IGD RSUP Kariadi Ajid Risdi mengatakan Rumah Sakit (RS) Kariadi merupakan rumah sakit nasional Tipe A. RS Kariadi menjadi tempat rujukan paling terakhir dari  rumah sakit lainnya.

"Kami kesulitan merujuk ke rumah sakit lain. Jarang sekali kami merujuk sehingga ujung-ujungnya di sini (RS Kariadi) seberapa pun pasiennya seperti apapun kondisi  pasiennya," ujarnya.

Sementara kapasitas ideal IGD Kariadi hanya 35 pasien. Namun realitanya pasien yang datang bisa lebih tiga kali lipat atau 95 pasien.

"Kami punya indikator kepadatan. Di level kami sering mencapai level 4 dari skala lima dan ini sangat krodit dan padat sekali," tutur Ajid.

Menurut Ajid, padatnya jumlah pasien itu menyebabkan waktu tunggu di IGD meningkat. Sementara pasien yang masuk ke IGD berharap mendapat pelayanan yang cepat.

"Mohon maaf untuk masuk ke rumah sakit kariadi dan lain-lainnya itu susah. Bahkan ada yang menunggu sampai dua hingga tiga hari," ujarnya.

Ajid mengatakan beban tenaga medis tinggi untuk melayani pasien tinggi. Secara rasio,  seharusnya 1 tenaga medis maksimal 4 orang. Namun di RS Kariadi 1 tenaga medis melayani 8 pasien. Hal itu sangat beresiko untuk keselamatan pasien.

"Ini sangat kurang ideal dan kurang nyaman," ujarnya.

Berdasarkan data jumlah pasien yang datang ke IGD RS Kariadi rata-rata per bulan 
dari Januari hingga Agustus 2025 mencapai 2300 pasien. Hal ini menyebabkan IGD Kariadi menjadi padat dan kurang tempat tidur pasien.

"Selain itu juga tidak ada jaringan distribusi pasien yang kurang efektif," ujarnya.

Pihaknya memiliki sejumlah program untuk mengatasi padatnya jumlah pasien di RS Kariadi yakni program 2 jam keputusan, panel Cito Laboratorium, pengalihan rujukan internal, sistem aktivasi bed cadangan, distribusi pasien simpang lima, penguatan fungsi triase, dan residen pelaksana jaga emergensi.

"Program membuat penumpukan pasien di IGD bisa kami kurangi secara perlahan dan faktanya tidak semua pasien yang datang ke IGD pada waktu itu tidak membutuhkan tindakan segera," tuturnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved