Keracunan MBG di Banyumas
Keracunan MBG di Banyumas Diduga Karena Makanan Dibawa Pulang, Pemilik SPPG Angkat Bicara
Menurutnya, penyebab gangguan kesehatan pada siswa diduga kuat terjadi karena makanan dibawa pulang dan dikonsumsi di rumah
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
Dalam pertemuan itu, salah satu kepala sekolah juga mengakui bahwa mereka baru mengetahui aturan tersebut.
"Kepala SD Pengebatan menyampaikan, 'Saya baru tahu kalau makanan tidak boleh dibawa pulang.'
Saya juga kaget, berarti ini sudah jelas, kesalahannya di sini," katanya.
Ia menegaskan, klarifikasi dari berbagai pihak telah dilakukan secara menyeluruh, termasuk dari Dewan, Dinkes, TNI-Polri, hingga pihak sekolah.
Semua menyimpulkan bahwa tidak ada kelalaian dari sisi dapur maupun kualitas makanan.
"Waktu kejadian saya di Wangon. Saya langsung datang ke dapur jam 1 siang.
Saya cek, makanan masih bagus, teksturnya bagus, warna bagus.
Jadi variabel kerusakan bukan dari dapur," tegasnya lagi.
Selain SD Pengebatan, ia juga menyebut kejadian serupa terjadi di sekolah lain, seperti MI Al-Faruq, yang juga membiarkan makanan dibawa pulang oleh siswa.
SPPG Karanglewas Kidul saat ini melayani sekitar 2.900 penerima manfaat dari 25 sekolah di wilayah Pangebatan, Kediri, dan Karanglewas.
Program ini menyasar daerah-daerah kategori 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) sebagai bentuk percepatan layanan gizi kepada anak-anak sekolah.
Menutup penjelasannya, Sri Wiyono menyampaikan harapan agar peristiwa ini menjadi pelajaran bersama.
"Kejadian ini jadi nilai edukasi. Meskipun saya pemilik, saya tidak mengatur makanan secara langsung.
Tapi saya ikut bertanggung jawab secara moral. Ini cukup sampai di sini, karena sejak pertemuan hari Selasa, tidak ada masalah lagi. Artinya masyarakat sudah tenang," tutupnya.
Anggota DPRD Banyumas dari komisi 4 bidang kesra, kesehatan dan pendidikan, Rachmat Imanda telah melakukan sidak di SPPG Karanglewas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.