Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun Jateng Hari Ini

Selamat dari Longsor di Pandanarum, Tusri Berlari dalam Gelap dan Kepanikan

Tusri menceritakan, dalam kondisi gelap dan panik, ia dan warga lain berusaha berlari menuju kandang sapi dan kandang kambing. 

Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: Vito
TRIBUN JATENG/FARAH ANIS RAHMAWATI
KORBAN LONGSOR - Suasana beberapa korban longsor yang sebelumnya menyelamatkan diri dan bertahan di kandang ternak, kini telah dievakuasi ke posko pengungsian di Kantor Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Senin (17/11/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Suasana haru dan kelelahan menyelimuti wajah para korban tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Banjarnegara, saat mereka tiba di lokasi pengungsian yang terletak di Kantor Kecamatan Pandanarum, Senin (17/11). 

Mereka adalah 51 warga yang berhasil lolos dari bencana tanah longsor tersebut. 

Satu warga, Tusri menceritakan, dalam kondisi gelap dan panik, ia dan warga lain berusaha berlari menuju kandang sapi dan kandang kambing. 

Lokasi itu menjadi satu tempat yang jauh sebelumnya telah disiapkan sebagai titik aman sekitar 300 meter dari lokasi kejadian.

"Dulu pernah ada kejadian serupa sekitar tahun 2017, tapi nggak separah ini. Waktu itu diarahkan juga untuk mengungsi ke kandang sapi, karena lokasi itu katanya aman," katanya, Senin (17/11).

Namun, menurut dia, untuk mencapai lokasi tersebut bukanlah hal yang mudah. Suara retakan tanah yang terus bergerak berpadu dengan kepanikan warga.

Hal itu membuat beberapa di antara mereka menangis, dan histeris. "Ada juga ibu-ibu yang manggil-manggil anaknya karena belum ketemu kemarin malam," jelas Tusri.  

Di kandang sapi yang ia tempati, sebanyak 13 orang bertahan, sementara sisanya menyebar di kandang sapi lain, dan beberapa kandang kambing. 

"Total ada 51 orang yang bertahan. Kami ke situ karena memang sebelumnya sudah dikasih tahu, kalau ada apa-apa, larinya ke kandang itu. Katanya lebih aman, jauh dari tebing longsoran. Karena kan kurang lebih jaraknya sekitar 300 meter dari rumah dan lokasi kejadian," terangnya. 

Meski berada di dalam kandang ternak, Tusri dan warga lainnya mengaku tetap diberikan bantuan logistik yang cukup. "Tetap dapat, semua lengkap, ada makanan dan minuman, nggak ada yang kekurangan," ujarnya. 

Ia bersama warga lain telah mengungsi di kandang sapi tersebut sejak Minggu (16/11) sekitar pukul 16.00, dan baru berhasil dievakuasi ke lokasi pengungsian pada Senin (17/11), sekitar pukul 11.21. 

Untuk menuju titik jemput, Tusri menyatakan, harus berjalan kaki selama 2 jam, dan melewati jalur yang penuh retakan dan licin. Setelah itu, barulah mereka dijemput menggunakan mobil menuju ke tempat pengungsian. 

Setibanya di lokasi pengungsian, Tusri maupun warga lain terlihat kelelahan. Para relawan pun dengan sigap memberikan makanan ataupun minuman kepada mereka. 

Rumah rusak

Tusri mengungkapkan, hampir seluruh rumah warga terdampak saat ini telah mengalami kerusakan. "Rumah saya sudah retak, jalan juga pada retak, rumah-rumah sudah pada miring semua," bebernya. 

Meski sebagian besar harta benda miliknya sudah diselamatkan, ia mengaku, tak sempat membawa pakaian dan perlengkapan lain. 

"Kalau yang penting-penting sudah saya bawa, tapi seperti pakaian dan perlengkapan lain saya nggak bawa. Cuma bawa yang dipakai ini aja," tukasnya. 

Kini, ia dan para warga lain hanya berharap agar kondisi dapat segera membaik. "Semoga cepat selesai. Nggak ada kejadian seperti ini lagi. Semoga juga cepat ada bantuan," tuturnya. 

"Kalaupun nanti rumah kami dipindahkan ya tidak apa-apa, yang penting aman, karena lokasi di situ sudah rawan," sambungnya.

Adapun, Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Kabupaten Banjarnegara, Letkol Czi Teguh Prasetyanto mengatakan, seluruh warga yang sebelumnya terjebak di hutan telah berhasil dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.

“Sudah semua selesai. Kemarin tercatat 49 orang, kemudian tadi malam ada 8 orang yang turun sendiri. Pagi tadi kami evakuasi lagi, dan total seluruhnya 51 orang,” jelasnya.

Meski demikian, Teguh mengakui masih ada kemungkinan korban terdampak lain. Namun, pihaknya berharap tidak ada tambahan korban jiwa.

“Berdasarkan data yang masuk, kemungkinan masih ada korban (terdampak-Red). Tapi kami berharap mudah-mudahan tidak ada lagi. Data masih sangat dinamis, dan akan terus kami perbarui secara berkala,” ucapnya.

Hingga berita ini ditulis, sebanyak 823 jiwa telah mengungsi ke beberapa titik aman, antara lain Kantor Kecamatan Pandanarum, GOR Desa Beji, dan Gedung Haji Desa Pringamba.

Sementara, dua orang dilaporkan meninggal dunia, masing-masing bernama Klewih (40) dan Esiah (22). Adapun, 26 orang lain masih diduga hilang dan belum diketahui keberadaannya. (Farah Anis Rahmawati)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved