Tribun Jateng Hari Ini
Siapkan Tim Tangani Saham Gorengan, BEI Prioritas Lindungi Investor
Perlindungan investor menjadi prioritas utama berkait dengan pembentukan tim kerja untuk menangani pergerakan tidak wajar pada saham.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal membentuk tim kerja khusus untuk menangani pergerakan tidak wajar pada saham, atau yang dikenal sebagai 'saham gorengan'.
Langkah itu menjadi tindak lanjut atas pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menyoroti praktik tersebut di pasar modal Indonesia.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik menegaskan, perlindungan investor menjadi prioritas utama berkait dengan pembentukan tim kerja itu.
“Kemarin Pak Irvan (Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI ) sudah menyampaikan tentang tim kerja itu. Tetapi tadi saya sampaikan juga, intinya terkait dengan perlindungan investor selalu menjadi prioritas kami,” katanya, Rabu (29/10).
Menurut dia, tim kerja itu akan memantau dan menindaklanjuti transaksi saham yang bergerak tidak wajar.
"Tujuannya untuk menjaga integritas pasar dan meningkatkan kepercayaan investor ritel," ujarnya.
Adapun, BEI melakukan revisi target initial public offering (IPO) tahun ini menjadi 45 emiten dari sebelumnya sebanyak 66 emiten.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengatakan, pada tahun depan target IPO emiten yang melantai di bursa saham diproyeksikan bisa mencapai 50 emiten.
"Target tahun ini kami 45 (IPO), tahun depan kami targetnya 50 IPO saham," jelasnya, dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2025, Rabu (29/10).
Ia menyebut, sampai saat ini telah terdapat 23 perusahaan yang melantai di bursa efek. Sementara, antrean IPO yang tecermin di pipeline BEI masih terdapat 13 calon emiten lagi.
Dari jumlah tersebut, sebanyak lima emiten termasuk dalam lighthouse IPO atau emiten dengan kapitalisasi pasar lebih dari Rp 3 triliun serta free float senilai 15 persen.
Pada tahun depan, Iman menargetkan, mampu membawa sebanyak 50 emiten melantai di bursa efek dengan minimal IPO perusahaan lighthouse sebanyak enam entitas.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, saat ini masih terdapat tiga perusahaan yang tergolong lighthouse sedang mengantre untuk melantai di bursa efek.
Menurut dia, target itu menunjukkan komitmen BEI untuk tidak hanya menghadirkan perusahaan dengan jumlah yang besar, tetapi juga berkualitas.
"Tahun 2025 tadi sudah tercapai lighthouse, ke depan itu akan meningkatkan attractiveness perusahaan-perusahaan besar," bebernya.
Sebagai informasi, sampai dengan 24 Oktober 2025 telah terdapat 955 saham perusahaan tercatat dengan penambahan 23 saham baru. Total penghimpunan dana atas seluruh efek sepanjang tahun ini mencapai Rp 202,6 triliun.
Dari sisi demand, dalam periode yang sama terdapat lebih dari 4,2 juta investor baru atau penambahan 28 persen dibandingkan dengan 2024. Hal itu menjadikan jumlah total investor di pasar modal Indonesia berhasil mencapai 19,1 juta investor.
Dari keseluruhan data tersebut, jumlah investor saham mencapai 8 juta investor atau tumbuh hampir lima kali lipat selama 5 tahun terakhir sejak 2020.
Partisipasi investor ritel turut meramaikan aktivitas transaksi tahun ini dengan total rata-rata investor aktif sebesar 222.000 investor per harinya sampai dengan 24 Oktober 2025. (Kompas.com/Agustinus Rangga Respati)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.