Harga Makanan Semakin Mahal, Budget Rp 10 Ribu di Semarang Bisa Makan Apa?

TRIBUJATENG.COM, SEMARANG - Harga makanan terus merangkak naik dari waktu ke waktu, tak terkecuali di Kota Semarang.

Kenaikan ini membuat banyak warga mulai merasakan beratnya pengeluaran harian untuk kebutuhan isi perut.

Kenaikan harga bahan pangan seperti beras, ayam, telur, hingga cabai menjadi penyebab utama naiknya harga makanan di warung maupun restoran.

Sejumlah pelaku usaha kuliner pun mengaku cukup kesulitan menekan biaya produksi. 

Pemilik warung makan di Gunungpati, Tun mengungkapkan, harga bahan baku yang semakin tinggi membuatnya tak bisa lagi menjual makanan dengan harga murah seperti dulu.

Bahkan, ia membatasi minimal pembelian untuk nasi dan sayur agar tidak merugi.

Jika tahun-tahun lalu, satu jenis sayur bisa dibeli dengan harga Rp 2.000, kini sayur dibanderol Rp 3.000. Sementara, pembelian nasi minimal Rp 4.000. 

"Beli nasi sekarang minimal Rp 4.000. Sayur Rp 3000. Lauk pauk beragam, ayam saya jual Rp 8.000, galantin Rp 3.000," urainya, Rabu (5/11/2025).

Baca juga: BREAKING NEWS, Kendal Tornado FC Vs PSIS Semarang Digelar Tanpa Penonton

Menurutnya, pelanggan rata-rata menghabiskan uang untuk makan kisaran Rp 10.000 hingga Rp 15.000 dalam sekali makan.

Harga Rp 10.000 menjadi harga yang sangat minim untuk bisa mendapat menu makan berisi nasi, sayur, dan minum. 

"Kalau cuma nasi, sayur, sama minum itu bisa Rp 10.000. Tapi kalau pakai lauk bisa sampai Rp 15 ribu," sebutnya. 

Tun menyebut, harga beras dan ayam menjadi dua komoditas yang paling terasa kenaikannya.

Biasanya, ia membeli beras Rp 375 ribu untuk 25 kilogram. Belum lagi harga ayam yang beberapa waktu terakhir ini terus mengalami kenaikan. 

"Jadi, kalau beli nasi sekarang saya batasi minimal Rp 4.000. Kalau ayam biasanya saya minta potongan yang standar," tuturnya. 

Dia menambahkan, cabai merah juga masih di atas Rp 50 ribu per kilogram.